Melody

4.5K 414 99
                                    

Haii guysss... Gua back~~
Ada yang nunggu?
Hehe, sorry yaa baru update...
Cerita yang ini gak tau gaje gak tau nggak, tapi semoga kalian suka.
Hmm... Hari ini pertama puasa kan?
Buat yang muslim.
Hayooo~~ siapa yang puasanya tamat hari ini?~
Jangan lupa tadarusannya lho~~
Yooo semangat~~~



~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya...ya? ^_^~



Semua member terkejut mendengar pernyataan Kru jika Haechan meminta beberapa menit sebelum konser di tutup, tentu saja, seorang Lee Haechan bernyanyi?

"Manager, apa ini akan baik-baik saja? Bukankah selama ini Haechan tak pernah bernyanyi secara langsung? Dan saat rekaman pun Haechan benar-benar buruk." ujar Taeyong khawatir, manager Kim juga mengangguk.

"Aku juga khawatir, tapi anak itu keras kepala dan aku tak tau kapan ia memintanya pada Kru. Lagipula kenapa mereka mengijinkannya?!" seru sang manager gusar, mereka melihat Haechan yang kini sudah diatas panggung dengan sebuah piano.

"Apa yang akan anak itu lakukan sebenarnya?  Dia bahkan selalu ogah jika disuruh bernyanyi, sampai bagiannya harus selalu disaring." ujar Mark pedas, dia khawatir. Lucas disampingnya langsung merangkul sang sahabat.

"Kita lihat saja apa yang akan Haechan lakukan." ucapnya, semua hanya bisa membuang nafas kasar dan berdo'a. Semoga Haechan tak membuat kekacauan.

Haechan menatap lautan manusia didepannya, ia tersenyum pedih. Suara yang dihasilkan piano itulah satu-satunya pengiring lagu yang akan ia bawakan detik ini.

Haechan mulai menekan tuts didepannya, menghasilkan sebuah melody Indah. Cahaya hijau yang berpendar disekeliling membuat penampilannya semakin mempesona.

Cahaya Indah dilangit menanti kepastian...

Haechan mulai bernyanyi di bait pertama, semua member yang berada dibelakang stage tercengang. Tak menyangka suara Haechan begitu Indah dan lembut, semua fans pun menikmati alunan nada yang di nyanyikan oleh Haechan.

Begitu banyak pilihan menjadikan semua sebagai tahanan...
Rasa takut berpendar juga mengepung ruangan...
Satu hal yang dinanti tak kunjung diresapi... Hilang..
Semua hilang tak bersisa menyisakan hati yang terluka...

Haechan menarik nafas sebelum menyanyikan reff dari lagu tersebut, ia menekan tuts dengan tangan gemetar.

Aku takut.... Aku takut....
Aku takut.... Aku takut....
Lihat aku.... Lihat aku....
Kumohon lihat aku... Tatap aku...
Pegang tanganku... Melangkah bersamaku...
Aku takut....
Temani aku... Jangan pergi...
Jangan... Jangan... Jangan pergi...
Tetaplah disini bersamaku...

Semua ikut merasakan kesedihan dari lagu yang di bawakan, semua yang mendengarnya ikut menangis. Suara Haechan masih bisa stabil meski kini air mata membahasi pipinya.

Tatap aku.... Tersenyumlah....
Peluk aku... Semua baik-baik saja...
Kuatlah dan tahan rindu...
Semua baik-baik saja...
Baik-baik saja....

Haechan mengakhiri lagu itu dengan alunan piano yang menenangkan, semua bertepuk tangan seketika. Haechan mengambil mic dan bersiap mengatakan sesuatu. Secara otomatis venue yang bising oleh tepuk tangan menjadi senyap.

Haechan berdiri dan melangkah ke tengah panggung, ia menatap seluruh manusia yang kini mendukungnya.

"Terimakasih... Terimakasih karna kalian telah mendengar lagu itu..." ucap Haechan dengan senyuman tulus yang terpatri, semua menjawab secara kompak.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang