Bayangan | Epilog🐻

2.2K 208 48
                                    

Yoo saya up lagii, meski bukan Part Bully,
Kadang kan banyak tuh yang minta Epilog, yasudah saya buatin hehe..
Yah meski yang diminta itu kan yang part Kembar ya, tapi yang ada di pikiran saya ini hehe.

Kasih pendapat kalian di akhir ya! Apakah ini memuaskan atau tidak^^

Jangan lupa untuk tap Bintang sama komen ya gais!!! See uuu^^


























~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~



















































Jraaashhhh....

Hujan mengguyur kota Seoul, menemani seorang pria yang kini terdiam kaku didepan sebuah pusara.

Darimana semua bermulai? Bukankah ia baru saja menerima kebahagiaan?

Bukankah hidupnya baru saja berubah? Ia baru bisa merasakan apa itu kasih sayang, pun kali pertama dia merasakan Cinta dari orang yang kini tidur dibawah sana.

"Apa Donghyuck dikutuk, eomma?" ucapan lirih keluar dari bibir yang gemetar, tatapannya kosong. Dunianya runtuh.

"Untuk apa Donghyuck hidup?" gumaman kembali terdengar, tubuh yang dibalut rasa dingin tak jua beranjak.

"Sekarang, untuk siapa Donghyuck hidup? Untuk siapa Donghyuck mencari uang? Kenapa... Kenapa semua jadi seperti ini?" serak dan penuh kekecewaan, takdir seperti mempermainkan hidupnya. Lee Donghyuck mendongak ke atas.

"KAU MEMPERMAINKANKU TUHAN? UNTUK APA KAU MEMBERIKU RASA BAHAGIA JIKA BERAKHIR DENGAN RASA SAKIT!" jeritan yang selama ini ia pendam mengalir bagai bendungan bocor, hati kecil Donghyuck tak kuasa lagi tuk menahan.

Sakit...!

Sakit...!

Sakit...!

Hati kecil nan mungilnya kembali tersayat, bahkan lebih lebar! Donghyuck kehilangan arah tujuan, semangat hidupnya telah musnah!

Sakit...!

Sakit...!

Sakit...!

Harus bagaimana Donghyuck mengungkapkan rasa sakit di hatinya sekarang? Apa ada obat yang bisa menyembuhkannya dalam semalam?

Sakit...!

Sakit...!

Sakit...!

Berapa kali Donghyuck harus katakan?

Sesak...!

Perih...!

Pedih...!

Nyeri...!

Kenapa? Kenapa? Kenapa Tuhan?

"Haha, apa orang mati benar-benar tidak bisa bangkit dari kubur?" tawa sumbang milik Donghyuck terdengar begitu menyedihkan, angin berhembus kuat bersahutan dengan hujan.

"Kenapa eomma..? Kau bilang kita akan memulai lembaran baru kan?" tuturnya mengajak pusara itu berbincang, berharap suara lembut sang ibu menyahut.

"Lantas.. Mengapa...? Mengapa kau pergi?! Katakan padaku eomma?!! Katakan padaku?!!!" jerit Donghyuck, emosinya tak dapat di atur.

Donghyuck jatuh berlutut, didepan pusara sang ibu ia menangis keras. Meluapkan rasa sakit dalam hatinya.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang