Maut....?

5.2K 425 80
                                    

Holllaaa~~~
Ini Kemarin baru up hehe...
Ini kemarin sebenernya setelah up ya, gua liat sw temen.
Nah gegara liat sw itu, kepikiran deh buat chapter ini...
Jadi, ini cerita sehari jadi.
Maaf kalo gak bagus hehe...
Yoo, selamat membaca~~






~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya^_^~







Haechan heran, apa matanya bermasalah sekarang?

Hei, jika itu benar, maka dirinya harus segera memeriksakan matanya ke dokter bukan?

Tapi, Haechan merasa matanya baik-baik saja.

Tunggu, apa ini ada hubungannya dengan dirinya yang jatuh di kamar mandi 2 hari lalu?

"Haechan, kenapa?" pertanyaan sederhana itu mampu mengejutkan Haechan, ia menoleh ke samping dan mendapati hyung tingginya di sana.

"A-ah, Johnny hyung... Aku baik-baik saja." jawabnya gugup, Johnny memicing, "Benarkah?"

"Hmm... Ya tentu saja, sudahlah ayo berlatih." ajak Haechan sambil berdiri dan menarik Johnny ke tengah ruangan, bergabung bersama member lain.

Selama beberapa jam mereka berlatih, kini semua member tengah lesehan di bawah. Mereka meminum air dengan rakus, akibat rasa haus yang terasa.

Haechan terus melihat jam tangan yang melingkar di lengan beberapa kali, dan itu di sadari semua orang.

"Chan, kenapa? Apa kau ada janji?" tanya Jungwoo memecah keheningan, Haechan menggeleng.

"Hehe, tidak ada..."

"Lalu? Kenapa kau terus melihat jam?" Jaehyun bertanya tanpa basa-basi, Haechan terdiam. Kini matanya menatap ke depan.

Tak lama wajahnya berubah berseri, semua itu menjadi sinyal bahaya bagi semua member.

"Hei Chan, apa yang kau rencanakan sekarang?" Doyoung memekik, ada rasa takut yang ikut terdengar dari nada bicaranya tadi. Jelas, hal itu dikarenakan Doyoung selalu menjadi bahan kejahilan Haechan.

"Hahahaha.... Bukan apa-apa hyung~ kalian tenang saja, hahahhaha..." balasnya begitu riang, seolah dirinya baru saja mendengar hal yang lucu.

"Hmmm... Kalian tak mau mentraktirku? Bisa saja ini kali terakhir kalian bisa melakukannya bukan?" Haechan mengedipkan sebelah matanya pada semua member membuat mereka kebingungan, pasalnya apa yang Haechan katakan sungguh tak masuk akal.

"Kau ini, ayolah... biar ku traktir kau malam ini." Mark berdiri dari duduknya, Haechan tersenyum senang. Dirinya berhasil.

'Haha, tak perlu hal lain. Ini saja cukup.' gumam hati kecilnya.

.
.

Beberapa hari berlalu, terlihat Haechan tengah bercanda bersama member Dream dan 127. Mereka sedang kosong dari jadwal, setalah paginya Dream melakukan pemotretan terakhir.

"Chan, kau kenapa sih, akhir-akhir ini kau sangat aneh." Jaemin mencebik menuturkan pendapatnya, Haechan sendiri tak menggubrisnya. Ia lebih senang mengusili Renjun atau Doyoung.

"Chan~ kau dengar tidak~?" suara mendayu yang Jaemin keluarkan mampu menghentikan larian Haechan, anak itu menoleh. Ia tersenyum manis.

"Bukan aku yang aneh, tapi 'dia'!"balas Haechan, semua mengernyit bahkan Renjun yang masih berlari, –padahal Haechan sudah tak mengejar.–

"'Dia' siapa huh?" Yuta bertanya namun lagi dan lagi Haechan menggeleng, tapi untuk kali ini, reaksi yang Haechan keluarkan adalah senyum kecut. Sebuah senyum kekecewaan.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang