Akhir...! | 2 |

4K 386 144
                                    

Oke Guys~
Kemarin setelah gua hitung, ternyata banyak yang milih akhir sebagai cerita pertama yang harus di lanjutkan...

Dengan suara 39...>_<

Makasih banget lho~
Buat yang ikutan vote! Kalian terbaik!!!
Pokoknya yang komen, terbaik! Makasih semuanya~

Maaf ya agak lama~ soalnya kemarin agak drop~

Yah, gua kan waktu tanggal 25 itu harus ke Kampus ya, nah pas malemnya gua malah gadang.. >_< jadilah pas malemnya gua drop hehe...

Nah, buat para readers jangan sampai drop ya! Jaga kesehatan pokoknya! Kalo udah sakit, gak enak!

Oke, gua malah curhat,
Jangan lupa vote and comment yaaa...
















~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~













"Haechan... Tenanglah di alam sana ya? Kami di sini akan terus mendo'akan dirimu, dan mereka semua juga sudah memaafkanmu. Karna sejak awal, kau memang tak bersalah..." manager Kim menyimpan bunga terakhir, semua member tertunduk. Beberapa dari mereka masihlah menangis.

Tiba-tiba beberapa mobil hitam datang, keluar beberapa orang yang tak mereka kenal dari sana.

Satu di antaranya adalah seorang perempuan yang Taeyong kenal, gadis itu memakai gaun hitam juga kacamata hitam. Di sampingnya ada lagi seorang pria yang sama memakai pakaian pemakaman juga kacamata hitam. Termasuk beberapa orang di belakang mereka.

Tanpa mengatakan apa-apa mereka mendekat ke arah makam Haechan, yang masih di kelilingi oleh member Nct.

"Siapa kalian?" Johnny berkata dingin, pria yang di gelayuti perempuan yang Taeyong kenal melepaskan kacamata miliknya, ia menatap pusara Haechan dengan smirk.

"Dia mati juga akhirnya,"

DEG.

Semua tercengang saat pria itu bersuara, mata mereka membesar, apalagi member 127 juga Dream. Terdengar sama namun berbeda.

"Suara itu... Jadi selama ini..." Renjun tak mampu melanjutkan ucapannya, pria tadi mengalihkan tatapannya dari makam menuju pria china tersebut. Ia menaikkan satu alisnya, masih dengan smirk yang sama.

"Terkejut? Ah, sayang sekali. Kalian terlambat menyadarinya... Bukan begitu? Aigoo... Kasihan sekali adik manisku di musuhi oleh kalian di akhir hidupnya.." pria itu memasang wajah prihatin miliknya, Renjun sampai mengepalkan tangannya di sisi tubuh, menahan diri untuk tidak membogem wajah di depannya.

BUGH!

Bukan Renjun, melainkan Yuta. Pria itu tak mampu menahan emosinya ketika pria itu merendahkan Haechan, wajahnya sampai berpaling ke kanan dan bibirnya juga robek. Ia terkekeh seraya mengusap darah di sudut bibir.

"Pembukaan yang manis, Ji-ah, kau tahu? Adik sepupu kita ternyata mempunyai seorang pembela." kekehnya, gadis di samping pria itu ikut terkekeh.

"Apa ini masih lama? Aku masih punya urusan yang lebih penting di banding mengunjungi makam anak itu." sahut seorang pria paruh baya di belakang pria tadi, menguji kesabaran para member.

"Paman, tenang sebentar... Kapan lagi kita bisa mengunjungi makam atm berjalan kita? Setidaknya, beri dia penghormatan terakhir karna jasa atm nya selama ini..." pria itu berkata dengan nada kasihan, semua member sudah ingin memberikan tinjuannya pada pria itu, hanya saja di tahan oleh manager mereka.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang