Belajar | 3 | End!

3.1K 384 160
                                    

Yoo guys!!!
Saya kembali dengan part Belajar~
Banyak yang penasaran dengan ini, wkwkwk...

Part kemarin agak membingungkan ya?
Emang sih hehe, alurnya sedikit rumit...

Yah, Pokoknya selamat menikmati part sekarang~~

Jangan lupa tekan Bintang hehe,,




















~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~



















Tesis itu selesai!

Dia bahkan sudah melakukan semuanya, tinggal menunggu wisuda tahun depan!

Dosen pembimbingnya pun terkejut bukan main dengan apa yang di lakukan mahasiswa-nya itu.

Sidangnya bahkan berjalan dengan sangat baik, walau kondisi pemuda itu sedikit kurang baik, tidak! Dia memang tidak baik!

Beberapa kali dia berakhir tumbang dan harus di infus, namun seperti di awal, dia akan berteriak histeris seraya menarik jarum infus yang melekat di lengannya.

"Kau memang bisa di andalkan," ucap pria baya penjabat Ayah Haechan, harusnya, rongga hati Haechan terasa hangat, ya seharusnya. Tapi entah kenapa, sekarang dia malah merasa kosong.

"NCT..." lirihnya, posisi Haechan sekarang ada di mansion keluarganya, sejak pulang dari Kampus tempat dimana dia menyelesaikan sidang, Haechan belum bertemu dengan NCT. Bukankah seharusnya mereka menyambut Haechan dengan hangat?

"Ya, bayar berapapun denda yang mereka inginkan!" Haechan menoleh pada sang ibu, wanita itu berseru memerintah pada orang di seberang telfon, entah siapa.

"Hah, merepotkan. Haechan, kembali ke kamarmu sekarang! Kita akan mengurus Kuliah S3 mu nanti," Haechan hanya diam tidak menuruti apa kata ibunya, "Haechan! Aku tidak ingin di bantah." seru sang ibu keras.

"Cepat kembali ke kamarmu, Nim ahjumma akan membawakan makanan ke kamarmu nanti," ujar sang ayah yang sibuk mengganti channel televisi.

"Nct... Nct... Nct... NCT!!!" gumaman Haechan berubah menjadi teriakan histeris, tentu keduanya terkejut.

Haechan mengamuk, membuat semua orang kewalahan. Anak itu kini berakhir terkurung di kamar.

Selama beberapa hari teriakan histeris Haechan tidak pernah berhenti, dia terus saja meneriakkan nama Grupnya.

Dokter pribadi keluarga Lee pun menggeleng mendapati mental putra tunggal konglomerat tersebut hancur parah.

"Ini semua gara-gara Grup sialan itu!" wanita itu memekik kesal sedangkan pria di sampingnya berdesis, tak lupa kedua tangannya terkepal erat. "Apa yang mereka lakukan pada anak itu?!" desisnya,

Sang dokter menatap datar pada pasangan di hadapannya, ia tak habis pikir, "Berkacalah, siapa sebenarnya monster bagi anak itu." sepasang suami istri itu terhenyak mendapati ucapan sarkas dari dokter pribadi mereka.

.

Satu minggu teriakan Haechan hilang, tidak ada yang berani memasuki kamarnya. Karena siapapun yang masuk sudah pasti akan di tolak mentah-mentah, dengan cara di lempari pecahan kaca.

"Dia sudah tenang?" Guan–sang kepala keluarga– berujar, dia dan sang istri tengah berada di depan pintu kamar sang anak.

"Sepertinya," timpal Senya, dia melirik pembantunya tajam. "Cepat masuk dan bersihkan kamarnya!" titahnya, sang pembantu itu hanya bisa mengangguk patuh.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang