Yoo saya up guys...
Ada yang nunggu?Hee, pagi ini kalian pasti kaget kan?
Yang punya IG pasti ngerti...Yaps, jangan lupa tekan Bintang ya guysss...
~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~Di tikam pisau.
Jatuh dari ketinggian.
Gantung kepala.
Kelebihan dosis.
Racun.
Tenggelam.
Mengiris nadi.
Habis nafas.
Habis darah.
Metode mana yang paling cepat agar Haechan mengakhiri waktunya?
Ada yang bisa merekomendasikan hal lain?
Cara agar Haechan bisa cepat sampai ke alam baka?
"Jika ada yang bisa membantuku mengakhirinya, aku akan sangat berterimakasih." Haechan melirih seraya fokus mengetik, mengerjakan Tesis miliknya yang sudah selesai setengahnya.
Gumaman di atas terus diluncurkan bibir mungilnya tanpa jeda, walau mata juga tangan fokus mengetik hal lain. Itu tidak menyurutkan Haechan untuk terus bergumam.
Bola mata di balik bingkai kaca bening bergagang emas itu sudah terlihat sangat lelah, bahkan memerah. Sudah terlalu lama kedua bola kembar tersebut di pakai tanpa istirahat di depan layar.
"Sampai kapan kita akan membiarkannya seperti itu?" Doyoung menatap sendu sang adik dari pintu yang memang dibuka sedikit, di sampingnya Taeyong menggeleng. Pertanda bahwa dirinya juga sudah tidak bisa berbuat apa-apa.
"Sudah hampir Satu Minggu dia di sana tanpa beranjak sedikitpun," lirih Taeyong, sekarang bagian Taeyong dan Doyoung untuk mengecek Haechan.
Semenjak kejadian satu minggu lalu Haechan berubah drastis, dia tiba-tiba mengambil ujian dan percepatan, secara mengejutkannya adalah, Haechan tidak pernah beranjak dari depan layar laptop miliknya guna menyelesaikan Tesis yang seharusnya tahun depan baru di kumpulkan.
Jangankan mengikuti jadwal latihan, Haechan bahkan tidak memedulikan perutnya yang keroncongan. Menjadikan semua member lain khawatir akan kondisinya.
Dia tidak tidur, tidak makan bahkan minum. Selama ini, member selalu menyodorkan makanan pada Haechan tapi tidak pernah dia sentuh. Yang di lakukan mereka hanyalah mengganti makanan dingin dengan makanan hangat.
"Apa dia tidak menyentuh makanannya lagi?" Mark datang dengan geraman, dia sudah muak melihat Haechan memaksakan diri. Doyoung menggeleng pelan, sebenarnya kemana kegarangannya pergi? Di saat seperti ini, Doyoung bahkan tidak bisa memaksa seperti biasa.
Mark tidak bisa menahannya lagi, segera saja dia masuk ke dalam dan gumaman-gumaman Haechan semakin jelas terdengar.
"Bukan mati karena hal itu, yang ada kau akan mati karena kelaparan dan dehidrasi! Hentikan ocehanmu dan cepat makan!" Mark membentak Haechan dengan suara lantang, sekejap ketikan Haechan juga gumaman itu terhenti.
Namun hanya sebentar–mungkin hanya beberapa detik–gumaman juga ketikan itu kembali bekerja. Mark mengacak surai frustrasi.
"Apa yang harus aku lakukan padamu Haechan?" Mark melirih, kehadirannya sama sekali tidak di anggap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fullsun~🌻
FanfictionTak pernah mereka lihat si Fullsun menitikkan air mata, namun hari ini, untuk pertama kalinya mereka menyaksikan kepedihan mendalam si Fullsun~NCT Wajah bahagia itu menyimpan banyak luka, menampung semua beban yang ada. •Brothership •NCT | WAYV •F...