Yoo~~ Dream..
Ehh... Salah...
Yo~ Guys~~
Saya kembali~
Sorry banget yaa... Kemarin lagi sibuk jadi gak bisa nulis hehe...Author kemaren ada acara yang lumayan besar, dan ya... Saya gak ada waktu buat nulis...
Makasih banget buat yang udah nunggu ini ceritaaa...
See you~
~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~Terlihat seorang pemuda di atas ranjang sebuah Rumah Sakit tengah duduk seraya memalingkan wajah ke samping, entah apa yang ia lihat di balik bingkai kaca yang mengarah ke sebuah taman.
"Hitam... Gelap..." lirihnya, Cklek, telinganya menangkap suara pintu di buka. Namun, itu tak membuatnya ingin berpaling.
"Haechan..." panggil seorang pria ber-jas putih pada pemuda di atas ranjang, tapi sayang, dia tak mendapatkan respon dari si empu.
"Mereka ingin berbicara denganmu Haechan..." pria ber-jas kembali membuka suara sedangkan orang-orang yang di panggil 'mereka' olehnya berdiam diri di belakang.
"Johan hyung, kenapa?" semua mengernyit mendengar pertanyaan yang Haechan lontarkan.
"Kenapa apa?" tanya Johan yang tak mengerti, pria yang sedari tadi terus mengajak Haechan berbicara.
"Kenapa aku masih hidup? Kau... Kenapa malah datang dan menyelamatkanku? Harusnya... Harusnya kau biarkan aku meregang nyawa kemarin." jawab Haechan datar dan itu sukses membuat semua membulatkan mata.
"Hentikan pembicaraan ini... Harusnya aku yang bertanya padamu! Kenapa kau malah memaksakan diri huh?" mendengar pertanyaan itu membuat Haechan membentuk sebuah senyuman di bibirnya, walau tak ada yang melihat.
Cahaya yang masuk lewat jendela mampu menyinari wajah Haechan. Semilir angin juga menerpa wajahnya yang pucat, bunga yang ada di jendela kamarnya ikut menari di terpa angin. Sayang sekali, Haechan tak bisa melihat hal itu.
"Aku... Ingin menikmati hidupku..." balasnya begitu tenang, semua orang tertegun. Entah mengapa, hati mereka sakit saat mendengarnya.
"Hyung, kau tau? Aku ingin sekali bermain ke Taman Hiburan, menaiki Bianglala dan wahana lainnya... Aku ingin kembali merasakan suasana di tengah-tengah keributan mereka... Nct..." air mata miliknya mengalir tanpa di minta, tak ada yang bersuara memberinya waktu untuk berbicara.
"Nct... Mereka... Yang sudah menjadi rumahku selama ini... Selama 4 tahun aku tak pernah pulang, beberapa waktu kemarin yang ku habiskan bersama mereka walau tak semua, sangatlah berkesan.
Setidaknya... Aku pernah pulang sebelum pergi..." ia menunduk, dadanya terasa sesak.
"Jangan berbicara seperti itu! Aku yakin kau bisa sembuh dan menghabiskan waktu lebih banyak bersama mereka..." Johan berseru penuh keyakinan, Haechan menggeleng.
"Boleh aku minta sesuatu padamu?" Johan terdiam sebentar, karna ia merasa tak yakin dengan apa yang Haechan akan ucapkan. Entah mengapa, firasatnya terasa buruk.
"Kalian bukan patung, jadi tolong jawab pertanyaanku. Apa aku bisa meminta sesuatu?" tanya Haechan lagi, sebenarnya ia tak tahu siapa saja yang ada di ruangannya sekarang. Namun, ia yakin bukan hanya Johan yang ada di sini.
"Apa itu?" tanya Johan yang mengalah, "Tolong berikan semua yang kupunya pada mereka. Aku sudah memeriksa semuanya kemarin, dan hasilnya adalah cocok!"
Johan terdiam membeku mendengar permintaan Haechan, ia menatap tak percaya pemuda di hadapannya.
"Tolong berikan semuanya! Hatiku untuk adik bungsuku, lalu ginjal untuk ayah... Dan juga jantungku... Untuk ibuku... Ahh.. Bukankah istrimu membutuhkan paru-paru? Kau bisa mengambil milikku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fullsun~🌻
FanfictionTak pernah mereka lihat si Fullsun menitikkan air mata, namun hari ini, untuk pertama kalinya mereka menyaksikan kepedihan mendalam si Fullsun~NCT Wajah bahagia itu menyimpan banyak luka, menampung semua beban yang ada. •Brothership •NCT | WAYV •F...