Yoo, sayaa Back!!!
Alhamdulillah, wa syukru lillah...
Saya bisa kembali menulis dan up lagi,Inn syaa allah yaa... Saya mau up book satu-satu, jadi mohon ditunggu yaa guyss~...
Maaf yaa kalau saya up, ngga sesuai dengan yang kalian request, soalnya otak saya masih mikir gitu hehe....
Ditunggu aja yaaa... Para pembaca Budiman...Jangan lupa di vote sama comment nya yaa..
Karena kalau liat komenan kalian itu jujur aja, selalu buat saya senyum sendiri gitu wkwk...
Senang aja, ternyata ada yang mau menghargai karya saya yang ngga segimana.Yah, tanpa bnyak kata, silahkan membaca...
Dan mungkin kalian akan menemukan sedikit plot twist disini hehe,Byee... Byeee...
~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~Ruangan remang minim pencahayaan, adalah tempat yang Bagus bagi keduanya untuk bekerja juga berbincang.
"Hahaha, kau benar-benar pintar ber-acting," tawa seorang pria yang kini menjadi buronan tingkat tinggi, di pangkuannya ada kotak kayu dengan ukiran Indah yang diatasnya terdapat satu kepala yang sudah di awetkan.
Sedangkan pria lain tengah sibuk menyelesaikan pekerjaannya di atas meja panjang, dimana bagian-bagian berbentuk tubuh manusia berserakan.
"Hm, aku sudah mati-matian menahan tawa disana, apalagi saat kau memakan sarapan itu." ujarnya tenang, "Jaemin, kapan kau akan berburu kelinci lagi?" lanjutnya seraya menatap pria yang dipanggilnya Jaemin.
"Kenapa? Kau membutuhkan kelinci?" tanya Jaemin, orang itu mengangguk. "Yeah, pesanan bonekaku semakin meningkat," katanya tanpa mengalihkan pandangan.
"Hmm, anak itu bagaimana? Tapi aku ingin kepalanya." tutur Jaemin enteng, pria yang ditawari menghentikan gerakan tangan yang sedang menjahit.
"Ah, anak itu, dia terlalu peka. Menghabisinya memang pilihan tepat," sahutnya lantas kembali mengerjakan manekin yang sudah hampir selesai.
"Hm, kau benar, apa dia juga menyadari mu?" tanya Jaemin antusias, "entah, siapa yang tahu."
"Cih, ngomong-ngomong itu tubuh Kak Haechan bukan? Sejak kapan kau mengambilnya?" tanya Jaemin penasaran,
"Tepat setelah di kuburkan oleh mereka, kenapa? Apa kau mau memberikan kepala itu?" mendengar pertanyaan tersebut Jaemin secara otomatis memeluk kotak kayunya erat. "Tidak! Kepala ini milikku!"
"Aku tidak peduli mau kau apakan tubuhnya tapi untuk kepala tidak!" jerit Jaemin, dia usap helai rambut sang Kakak, "ini membuatku merasa tenang... Dengan ini aku merasa Kakakku tetap ada disampingku... Kakakku selalu bersamaku..."
Pria di seberang meja itu terdiam melihat Jaemin yang sepertinya sudah tidak waras, yah memang siapa yang waras disini?
"Hm, apa boleh buat. Manekin ini akan kubuat tanpa kepala dulu,"
.
.Nct sudah mulai bangkit, melupakan kejadian naas yang menimpa anggota mereka. Walaupun Jisung masih belum tenang.
Sekarang, dia merasa diawasi. Jisung ingin bersuara namun takut, bagaimana jika dia salah menilai dan malah mengundang petaka?
"Sendirian saja? Dimana Chenle?" Jisung tersentak, dan reaksi itu menjadi tanda tanya bagi si penanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fullsun~🌻
FanfictionTak pernah mereka lihat si Fullsun menitikkan air mata, namun hari ini, untuk pertama kalinya mereka menyaksikan kepedihan mendalam si Fullsun~NCT Wajah bahagia itu menyimpan banyak luka, menampung semua beban yang ada. •Brothership •NCT | WAYV •F...