Maut....? | 3 |

2.7K 251 87
                                    

Yoo guysss....
Saya kembali~
Jangan lupa buat vote sama komen ya~
Tolong hargai cerita ini hehe...
Makasih yang udah nunggu~






















~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~





























Tahun 2004

Seorang wanita paruh baya membawa nampan dengan gemetar, dia membawakan susu untuk sang tuan muda. Di meja makan yang teramat panjang hanyalah di isi oleh tiga orang.

Dua dari mereka adalah orang dewasa yang berstatus sebagai Tuan dan Nyonya rumah.

"Tu-tuan muda... Saya membawa susu anda..." suara Lim ahjumma bergetar, apalagi dia merasakan dua tatapan tajam dari majikannya.

"Hehe... Telimakacih ajumma..." bocah berumur 4 tahun itu menerimanya dengan baik, segera dia minum susu vanilla kesukaannya sampai tandas.

Dua orang dewasa disana yang tak lain adalah dua orangtuanya memperhatikan dalam diam, seperti menunggu reaksi?

PRANG!!

Tiba-tiba gelas dalam genggaman bocah itu jatuh, Lim ahjumma menutup matanya dengan raut ketakutan. Tubuh wanita itu bergetar hebat apalagi saat suara debuman terdengar. Sudah dipastikan tubuh sang tuan muda membentur lantai dingin.

Bocah yang kini bergulir di lantai seraya memegang tenggorokannya berusaha memanggil sang ibu asuh, "a-jum-ma.."

"Hah, kau mengecewakan," desis sang Tuan pemilik rumah, "A-ya-hh..." lirih bocah itu,

"Haechannie... Kau besok ingin Bunda nyanyikan lagu? Kalau begitu bertahanlah malam ini sayang," ujar sang ibu lembut, tanpa melakukan apapun kedua orang dewasa itu hanya menatap anak mereka yang kini kesakitan di lantai.

"Bun-da..."

"Hah... Cepat bawa di ke kamar, dan beritahu aku perkembangannya nanti." Vicenza mengeluarkan titahnya lantas pergi diikuti oleh sang istri, Lim ahjumma mengangguk.

Setelah keduanya tidak ada segera ia hampiri sang majikan kecil, air matanya tak dapat di bendung.

"Tuan muda hiks... Kau baik-baik saja?" lirih Lim ahjumma, meski ia tahu jawabannya adalah tidak.

Lihat, bibir bocah kecil manis itu mulai membiru bahkan cenderung warna ungu. Kedua lengannya nampak semakin erat mencekik leher kecil miliknya.

Peluh dingin tak henti mengalir dari dahi si kecil, wanita paruh baya itu segera menggendongnya menuju kamar.

"Tuan muda... Anda pasti dapat bertahan," bisik Lim Ahjumma dengan tangis mengiringi, perlahan ia tidurkan majikan kecilnya ke atas ranjang.

Dengan penuh kelembutan Lim ahjumma melepaskan cekikan Haechan di lehernya, wanita itu mulai memeras handuk kompresan yang sudah ia siapkan dari awal.

Dirasakannya tubuh anak di depannya menggigil, membuat air di pelupuk mata terus berjatuhan tanpa henti.

"Bagaimana bisa... Anak sekecil ini hiks diharuskan meminum racun?" monolog Lim ahjumma, hati kecil miliknya ikut merasakan sakit.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang