Bully | 2

2K 234 34
                                    

Yoo guys~
Menurut kalian gimana nih,
Maaf yaa baru bisa up lagi!
Ini lanjutan yang bully,
Jangan lupa buat vote sama komennya ya!!!
See you~





































~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~










































Klak.

Donghyuck menghela nafas kala menemukan sebuah amplop putih didalam loker miliknya.

"Lagi? Aku tidak tahu apa yang orang ini pikirkan," ucapnya lantas pergi dari sana, dia segera berlari menuju Gedung SM yang jauhnya bukan main.

'Hari ini ada kelas dance, jangan sampai aku terlambat,' batin Donghyuck berkata seraya menambah kecepatan kakinya.

Setelah lama berlari akhirnya Donghyuck sampai, nafasnya tersengal juga dada seperti terbakar. Bukan hanya itu, kerongkongan Donghyuck pun terasa kering atau lebih tepatnya dehidrasi.

Mengandalkan sisa tenaga, Donghyuck berjalan menuju ruang latihan. Semua orang yang berpapasan menatap Donghyuck heran.

"Kau kenapa?" Doyoung bertanya begitu Donghyuck masuk, "aku... Butuh air..." lirih Donghyuck.

Jaehyun segera menghampiri seraya membawa air, dengan rakus Donghyuck menenggaknya sekaligus sampai tandas.

"Wajahmu merah, apa kau berlari kemari?" tanya Mark setelah meneliti wajah Donghyuck, anak yang ditanya memberikan senyum lebar di sela rasa lelahnya.

"Hehehe, aku tidak ingin terlambat dalam kelas dance sekarang," jawabnya, kemudian menyimpan tas disamping. Setelah itu dia berganti baju serta ikut latihan.

.
.

Donghyuck menatap uang di atas kasur, tak ayal dia harus berpikir keras. Mengenai siapa orang yang 'selalu' menyimpan amplop putih berisi uang di dalam loker miliknya.

"Hmm, aku benar-benar tidak bisa memikirkan siapapun!" keluh Donghyuck, selama seminggu ini Donghyuck mengalami bullying extra. Tak heran jika tubuhnya merasa sangat kelelahan.

"Huh, bagaimana bisa aku fokus belajar jika mereka terus mengganggu hidupku? Dasar guru tak gunaaa!!!!" maki Donghyuck kesal, meski Donghyuck terlihat seperti anak baik bukan berarti dia tidak bisa mengeluh atau kesal.

Terkadang ketika sendirian, Donghyuck selalu memaki teman ralat pembully-nya habis-habisan.

"Hei Donghyuck,"

"Uwaaaaa," Donghyuck menjerit kaget, tubuhnya sontak menegak karena rasa terkejut.

"Ah, aku mengagetkanmu ya?" kata Jaehyun tidak enak, Donghyuck menggeleng. "Tidak hyung, ada apa?"

"Kau belum membeli buku paketnya?" tanya Jaehyun ketika melihat uang diatas kasur, Donghyuck terkesiap.

"Ahahaha... I-iya hyung, tadi aku tidak sempat karena takut terlambat mengikuti kelas dance," bual Donghyuck yang dipercayai Jaehyun.

"Hm, yasudah.. Jangan begadang, sampai nanti~" setelahnya Jaehyun pergi, Donghyuck terdiam.

Lidahnya kelu pun mulutnya terkunci rapat, padahal lengan Donghyuck sendiri sudah terulur berniat memanggil Jaehyun kembali. Tetapi semua urung akibat mulut yang tak kunjung terbuka.

Pandangan Donghyuck meluruh kebawah, sinar di matanya meredup nyaris kosong. Donghyuck hanya ingin bilang, apa hyungnya itu mempunyai waktu luang besok untuk datang ke sekolahnya?

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang