Melody | 2 |

3.2K 328 62
                                    

Yo guys!!

Gimana kabar kalian?

Semoga kalian semua tetap sehat ya...

Jangan lupakan semangat juga~

Hmmm....

Pokoknya jangan lupa di vote sama comment ya!!

Biar saya makin semangat up nya!! ^^

Oke dehh...
Selamat membaca~

















~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~















Gelap.

Tak ada lagi warna kehidupan dalam kertas takdirku.

Goresan tinta merah mewarnai kalbu, dimana titik terang tak lagi berlaku.

Lee Donghyuck, 06 Mei 2014.

.
.

Lihat saja, akan aku pastikan piala itu dalam genggaman!

Tak peduli sekencang apapun jantung ini berdetak seakan meledak, aku tidak akan pernah melepasnya.

Untuk-mu, Kakak-ku, akan aku bawa pulang penghargaan itu.

Lee Haechan, 06 Mei 2014.

.
.

Donghyuck, 2014 silam.

Dia selalu ceria sesuai namanya, dimanapun dirinya berada, kebahagiaan selalu mengikutinya.

Ku ulas sebuah senyuman di kala dia datang mendekat, selalu seperti itu, senyuman manis di sertai lengkingan girang khas seorang anak datang menyergap.

Aku melukis senyum guna menyambut, dia datang memelukku dan membenamkan wajahnya di dadaku.

"Kakak, Haechan datang!"

Sebuah sapaan yang pasti ku dengar dari bilah bibirnya, suara merdu itu selalu berhasil membangkitkan sisi senangku. Dan aku hanya bisa menganggukkan kepala sebagai respon.

Masih ku ingat, ketika ia bayi, tangannya begitu mungil juga rapuh. Aku selalu takut saat menyentuh jarinya, tapi perlahan aku menyukai tangan lembutnya. Apa semua bayi memang seperti itu?

Selama beberapa tahun aku melihatnya tumbuh, dari bayi kecil nan rapuh menjadi anak kecil jahil penuh warna kasih, bahkan sampai dia berubah menjadi remaja penuh ambisi.

Di setiap kesempatan, dia pasti akan memberinya sebuah piala ataupun penghargaan dari berbagai kompetisi. Mengabaikan kondisi tubuhnya sendiri, hanya untuk menggapai sebuah mimpi.

Donghyuck selalu khawatir, bagaimana jika anak itu ambruk di atas panggung? Tak pernah terbayangkan dalam benaknya hal itu akan terjadi.

"Wah! Lagu baru Kak?" aku tersentak saat suaranya tiba-tiba ada di belakangku, namun sedetik kemudian aku mengangguk-kan kepala.

Lalu kulihat dia duduk di kursi piano, tepatnya di sebelahku.

"Dimana liriknya? Biar Haechan nyanyikan." ungkapnya senang, aku menunjuk sebuah kertas dengan dagu. Kulihat kepalanya mengangguk.

"Wah, lirik yang Bagus!" ucapnya senang, aku tersenyum. Lirik ini ku buat dengan sepenuh hati.

'Kau masih belum menyerah soal mimpimu itu?' aku mencoba menanyakan hal yang selama ini mengganjal di hatiku, anak ini benar-benar gigih. Kulihat, dia tersenyum lebar.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang