PROMOSI

350 18 5
                                    

Holaaa gaiss, ini masuk Tripple Up gasii??
Hihi, gimana ya bilangnya... Soalnya saya kan sudah bilang, kalau saya ini akan nerbitin buku ini kan?

Nah, ga semuanya terbit, hanya beberapa cerita, sekitar Lima atau enam judul yang ku ambil.

Kalian juga selalu ingin Extra Part buat yang Kembar kan? Nah! Di buku ini buat part Kembar ada extranya dong!!

Saya yakin ga akan nyesel kalian beli ini, dan tentunya saya juga akan menghapus part-part yang saya terbitkan!

Untuk harga, tenang, dibawah 100 kok! Jadi saya rasa buku ini tidak terlalu mahal!

Dan untuk nama, saya juga menggantinya, namun tidak terlalu jauh dari nama asli, jadi kalian pasti bakal bisa tahu siapa itu, dan tidak akan terlalu membingungkan!

Penasaran? Ayo bisa di order!!

Saya kasih beberapa penggalan nya ya!!

William jarang sekali memergoki Haejin menangis, wajah anak ini selalu dingin dan datar, tetapi untuk sekarang Haejin menangis keras bagai anak kecil kehilangan permen. Suaranya parau memilukan, mengutarakan sakit yang teramat pada bilik hati kecilnya. William hanya bisa terus mengusap rambut halus Haejin kala sang anak menangis perih, selama hampir dua jam akhirnya Haejin kelelahan dan tertidur lelap. William menarik nafas dalam.

.
.

Hyesun diam, karena jika dikatakan dengan jujur wanita itu juga tidak tahu alasan yang pasti mengapa dirinya selalu mengabaikan Haesan. Hyesun tidak mengerti mengapa ada rasa jijik, takut, dan benci setiap kali menatap putra keduanya. Hyesun tidak paham dengan segala hal yang terjadi dalam hidupnya sendiri, dia tahu, dia memiliki 3 anak tetapi dalam matanya hanya dua yang terlihat.

.
.

Tetapi mirisnya, Eunha selalu mengobati luka di tubuh Haesan yang ada karena si sulung. Di sekolah Haejin selalu terlibat perkelahian membuat Haesan mendapatkan rasa sakit, kendati anak itu tidak pernah mengeluh. Haesan malah merasa khawatir akan kondisi sang Kakak takut terlibat dalam masalah yang serius, dia tidak pernah memikirkan kondisinya sendiri.

.
.

Haeyan bergegas mengambil apa yang Ayahnya suruh sedangkan Hyesun dengan cemas mondar-mandir menunggu kabar mengenai keberadaan Haejin, William sudah panik karena kini ada lebam di sudut mata Haesan. Entah siapa yang menghajar putra sulungnya sekarang namun yang terkena imbas adalah Haesan, keanehan milik kembar tiganya selalu membuat William khawatir. Sudah berapa banyak dokter yang mereka temui untuk menganalisis keanehan ini namun tidak ada satupun yang bisa mengetahui penyebabnya.

.
.

Eunha terdiam seribu Bahasa, tidak mau ikut? Yang benar saja! Tuan mudanya selalu memandang sedih keluar jendela setiap kali mereka pergi jalan-jalan, Eunha tahu jika Haesan sangat ingin ikut. Tetapi apa yang bisa anak kecil itu lakukan selain meratap? Haesan tidak mau menciptakan perseteruan antara ayah dan ibunya jika dia memaksa untuk ikut.

.
.

"Haejin hyung, appa, pasti benci sama Haeyan... Ini semua salah Haeyan.. Haesan hyung... Maaf... Aku minta maaf..." Haeyan terus terisak, matanya terasa perih akibat terlalu banyak menangis. Rasa bersalah memenuhi relung hatinya, Haeyan tahu ini semua adalah salahnya.

Penasaran ga sih? Siapa yang ga penasaran hihiii
Kalau kalian penasaran, yuu bisa di order! Mau lewat Ig bolehh, mau lewat wa yang tertera bolehh, mau lewat wa saya juga boleh!!

Saya nanti cantumkan yaaa nomornya!

"Siapa Taewon yang ibu bicarakan?" tanya Taehan bingung dan penasaran, Myungsik menghela nafas. "Sepertinya kita harus memancingnya agar Taewon keluar, tapi entah dengan apa," ujarnya seraya jari mengetuk meja. Menatap anaknya lekat.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang