Pemerintah | 2 |

1.6K 184 53
                                    

Haiii semuaa~
Saya kembali~~
Karena pasti dari kalian ads yang penasaran sama Chapter ini, maka dari itu saya up dengan cerita ini~
Semoga kalian suka yaaa~

Sampai jumpa di chapter berikutnya~~

Jangan lupa vote nya ya!
Sama komen nya juga!
Hehe...


































~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~































Tahun 2003 silam.

"Ini..." bocah pemilik surai coklat terkesiap ketika disodorkan handuk, Netranya bergetar menilik anak di depan.

"Kau melamun? Hyeonca tahu, ini cemua pacti menakutkan ya?" bocah surai coklat menunduk, pundaknya bergetar. Pelupuk matanya pun basah kembali.

"Jangan nangic, kau itu anak laki-laki," tutur bocah bernama Hyeonsa itu, "jadi, ciapa namamu?"

"Hikc.. Donghyuck.. Lee Donghyuck hikc..."

"Ah, Donghyuck yaa... Apa pekeljaan ayahmu dulu?" tanya Hyeonsa ketika mendudukkan diri disamping Donghyuck.

"Uhh, gak tahu... Appa celalu pulang malam dan bawa pictol hikc..."

"Apa ayahmu tidak pelnah mengajalimu memakai cenjata?" Donghyuck menggeleng, lagipula orangtua mana yang gila mengajarkan anaknya yang bahkan belum genap tiga tahun menembak atau memegang senjata guna membunuh?

"Emm ayahmu bodoh, cudahlah ayo kita pelgi, kita haluc makan cekalang..."

Selama beberapa minggu Donghyuck diajarkan cara membunuh oleh Hyeonsa, bocah itu meski dia hanyalah bocah tetapi skill membunuhnya sangat Bagus. Akibat lingkungan dimana ia tumbuh menjadikannya harus memegang senjata agar bertahan hidup.

"Ayahku dulu adalah penculi... Aku juga haluc bisa menodongkan cenjata agal bica melindungi diliku cendili," oceh Hyeonsa disela makan siang mereka,

"Bukankah cehalucnya olang dewaca melindungi anak kecil?" tanya Donggyuck ragu, Hyeonsa menggeleng.

"Dicana tidak bellaku, kau tahu Donghyuck, aku ingin telkenal... Tapi bukan cebagai penculi cepelti ayah..." Donghyuck tersentak melihat lawan bicaranya, entah kenapa bocah itu menangis lagi. Dia memang sangat cengeng.

"Donghyuck kau haluc bica membuang emocimu di alena, kalau begini kau bica mati..." kata Hyeonsa sendu, bagaimana bisa anak umur 3 tahun dapat berbicara sedewasa itu?

[Hari ini adalah hari pengujian, kalian semua datanglah ke arena dalam 5 menit, karena gerbang akan ditutup setelahnya. Siapapun yang tidak bisa masuk itu artinya kalian telat dan bayarannya adalah anggota tubuh kalian! Cepat, pergi dari sekarang!!]

Seolah mendapat sinyal Hyeonsa menarik Donghyuck untuk berlari, ribuan anak disana pun sama riuhnya. Banyak anak kecil yang terinjak, Hyeonsa serta Donghyuck pun hampir saja jatuh karena kaki pendek mereka. Namun beruntungnya, Hyeonsa sangat pandai menghindar.

Mereka sampai di arena dalam 3 detik terakhir, beberapa puluh anak terlambat dan sesuai instruksi salah satu bagian tubuh mereka diambil.

Seperti mata, telinga, tangan, kaki, hidung dan lainnya, hukuman yang mereka terima random sesuai keinginan algojo.

Wajah Donghyuck sudah sangat pucat, tubuhnya bergetar hebat. "Donghyuck, jangan campai pingcan... Kau bica jadi talget empuk meleka..." Donghyuck melihat ke arah mana Hyeonsa menengok.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang