Dongsaeng. {DITERBITKAN}

16.5K 987 95
                                    

Jadi gini, saya memutuskan untuk menjadikan Book ini sebagai kumpulan oneshoot.
Tentu, bisa jadi cerita nya sedih atau senang.
Pokoknya jangan lupa tinggalkan jejak... 😁😁

.
.




"Haechan!" panggil Jaehyun pada Haechan yang baru saja masuk dorm, anak itu menenteng sesuatu.

"Ya hyung?" Haechan menatap Jaehyun yang duduk disofa bersama Doyoung, jangan lupakan senyuman lebarnya.

"Itu apa Chan?" Doyoung bertanya, Haechan beralih menatap kotak yang ia bawa lalu kembali menatap kedua hyungnya.

"Kue Ulangtahun." Haechan menjawab, keduanya menepuk jidat.

"Astaga! Kami lupa... Ayo kita rias dorm! Maaf Chan, kami benar-benar lupa sama rencana kemarin, ayo panggil yang lain!" seru Jaehyun dan Haechan menggeleng.

"Tidak apa-apa..." Haechan menjawab, lalu mereka memanggil member lain dan mulai menghias dorm.

Mereka menghias ruang tengah seadanya dikarnakan waktu yang tak banyak, Haechan sendiri malah lebih banyak bengong.

"Chan, kau kenapa sih? Hari ini ulang tahun adikmu kan? Kau harusnya semangat apalagi malam ini dia akan kesini!" Renjun berbicara dan Haechan hanya mampu tersenyum lalu kembali memasang balon.

Taeyong dan Kun lebih memilih didapur, mereka memasak makanan lezat, dari dapur mereka mendengar tawa para member.

Setelah ditegur oleh Renjun tadi Haechan sudah mulai aktif kembali, dia mulai banyak berbicara dan tertawa. Bebannya seakan terlepas sejenak. Melupakan suatu hal besar yang baru saja menimpanya kemarin malam.

Mereka makan malam lebih dulu dan setelahnya memilih mengobrol sembari menunggu adik Haechan yang akan datang, ditemani snack yang Jeno dan Jaemin beli kemarin.

Lucas melirik jam tangan miliknya, ia mengernyit menyadari waktu yang kian larut namun tak ada tanda-tanda seseorang yang mereka tunggu akan datang.

"Chan, kenapa adikmu belum datang juga?" akhirnya Lucas bertanya, Haechan yang sedang tertawa bersama Hendery berhenti dan terdiam.

"Ah benar juga! Ini sudah larut, kenapa adikmu belum datang? Jangan bilang kau lupa memberitahunya!" tuduh Jaemin dengan mata menyelidik, semua menatap Haechan penasaran.

"Haechan?" panggil Taeyong karna sang adik hanya diam melamun, semua yang ada diruangan berubah cemas.

"Haechan! Sadarlah! Kau kenapa?" Johnny berseru cemas, yang lain pun sama cemasnya.

"HAHAHAHAHAHAHA." semua member terkesiap kala Haechan tertawa kencang dengan air mata yang mengalir, anak itu terdiam dan menangis tersedu lalu kembali tertawa.

"Haechan hyung..." lirih Chenle juga Jisung, keduanya bergidik dan saling memeluk satu sama lain.

"Haechan! Sadarlah!" Yuta memberanikan diri menyentuh bahu sang adik, ia meremas pelan bahu adiknya.

Haechan menatap tepat pada Netra pria berdarah Jepang dihadapannya, luka yang terpancar dari kedua matanya mampu membuat sesak dada Yuta.

"Aku belum memberitahu kalian, benar?" suara Haechan begitu dingin dan terdengar menyakitkan. Sudut bibirnya terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman kecil, namun entah kenapa semua member merasa sesak melihatnya.

"Adikku sudah mati kemarin malam! Hahahahahaha dia sudah mati hyung! Adikku sudah mati kemarin malam tepat dihadapanku ahahahahaha...." semua member tercengang, apalagi Haechan begitu keras tertawa walaupun kedua matanya basah.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang