Tau gak? Gua update karna banyak yang minta gua cepetan up hehe...
Makasih lho~~
Atas support kalian~~
Yuk share Book Fullsun ini ke temen atau siapapun...
Apalagi buat yang bucin Haechan...Oke... Selamat menikmati~~~
Kita ada main lead disini...
Renjun!!!
Yeahhh, buat para bucin Renjun dipersilahkan~~.
.Haechan memperhatikan Renjun dengan seksama, terkadang sebuah senyuman hangat terbit dibibirnya. Ia begitu senang melihat Renjun ceria.
"Chan, jika diperhatikan kau terlihat berbeda saat memandang Renjun." Jaemin duduk disisi Haechan dan mengatakan apa yang ada dibenaknya, Haechan menoleh.
"Benarkah?"
"Oi! Kalian berdua ngapain? Cepat kemari! Chan, kau harus cetak gol!" Renjun berteriak dari tengah halaman, Haechan bangkit dan mengangguk lalu ikut bermain. Berbeda dengan Jaemin, anak itu memilih diam memperhatikan.
Malam hari, semua member makan bersama di halaman belakang. Mereka mengadakan pesta barbeque. Seperti biasa, Renjun dan Haechan tak bisa akur. Selalu saja ada perdebatan, walau pada akhirnya Haechan yang selalu mengalah.
"Haechan kalah! Kau harus bermain piano!!" Jeno berseru senang disoraki member lain, tak pernah satupun member yang melihat Haechan bermain piano.
Mereka berpindah tempat ke ruang tengah, dimana sebuah piano usang namun masih terlihat bagus itu disimpan.
Haechan menatap semua member dan piano dihadapannya bergantian, ia menghela nafas lalu menggeleng.
"Aku tak bisa." ucap Haechan akhirnya, beberapa member bersorak kecewa. "Ayolah Haechan!" Renjun berseru.
"Aku tak bisa Renjun-ah! Aku tak bisa bermain piano!" balas Haechan tak kalah keras, sepertinya akan ada perdebatan baru.
"Hei.. Hei... Tak usah ribut, Haechan, Yuta bisa membantumu, bagaimana?" Taeyong berusaha menengahi namun Haechan tetap menggeleng.
"Aku tak mau!" Haechan masih kekeh, Renjun berdecak malas.
"Kau kan kalah! Main piano saja apa susahnya sih?" decaknya dan Haechan memutar mata malas.
"Biar aku yang menggantikan Haechan bagaimana?" Mark mengajukan diri, namun Renjun menggeleng. "Tidak bisa!"
"Renjun! Kau ini maunya apa sih?" Haechan berujar kesal, ia benar-benar kesal.
"Kau bermain piano sekarang!" balas Renjun, anak Dream saling melirik, biasanya jika sudah panas begini Haechan akan mengalah. Tapi untuk kali ini, tak ada tanda-tanda Haechan akan mengalah.
"Sudahlah, kita lanjutkan permainan lain." Johnny memberi intruksi, tapi lagi-lagi Renjun berteriak menentang. "Tidak mau! Haechan harus bermain piano sekarang!"
"Renjun, kau kenapa keras kepala begini?" Jaehyun angkat suara begitu melihat wajah Haechan yang memerah menahan kesal. "Bodo amat! Yang penting Haechan bermain piano sekarang."
"Astaga, Renjun sudahlah.... Jangan berdebat hanya karna hal kecil." Taeil juga sudah lelah, dia sebenarnya ingin istirahat. Apalagi besok mereka semua kembali ke Kota.
"Haechan hyung, memang kenapa hyung gak mau main piano? Piano gak seburuk itu kok." Chenle berucap dan Haechan menutup mata, menahan butiran air yang ingin meluncur dari kedua matanya.
"Baik, kau ingin aku bermain Piano Renjun-ah? Aku akan melakukannya." desis Haechan, semua menatapnya terkejut.
"Hyung, apa itu tak apa-apa?" Jisung bertanya ragu, ia merasa tak seharusnya Haechan menyetujuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fullsun~🌻
FanfictionTak pernah mereka lihat si Fullsun menitikkan air mata, namun hari ini, untuk pertama kalinya mereka menyaksikan kepedihan mendalam si Fullsun~NCT Wajah bahagia itu menyimpan banyak luka, menampung semua beban yang ada. •Brothership •NCT | WAYV •F...