Home....! |2| End!

3.1K 340 82
                                    

Yoo saya Up~

Ada yang kangen???

Heee, makasih loh~~

Jangan lupa buat di vote ya~~


















~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~


























Cklek.

Semua mata memandangnya khawatir, wajahnya bahkan tertutupi rambut membuat semua tidak bisa melihat ekspresi pemuda yang baru saja keluar dari ruang sidang.

"Haechan, kau baik-baik saja?" sang leader memberanikan diri untuk bertanya, tubuh itu tersentak.

Namun tanpa di duga, saat wajah itu terangkat sebuah senyuman terlihat. "Aku baik-baik saja, ayo pulang." di sana, tidak ada satupun orang yang berani membantah.

.
.

Pemuda itu berjalan paling depan di antara semua saudaranya, mereka saling melirik guna membahas suasana sekarang.

Bruk.

Tubrukan bahu terjadi antara Haechan dengan seorang gadis, nampak gadis yang menubruknya terburu. "Ma-maaf, sungguh saya tidak sengaja..."

"Dari sekian banyak orang, kenapa aku harus bertemu denganmu?" dingin dan menusuk, ucapan itu keluar secara otomatis ketika Haechan tahu siapa yang menabraknya.

"Haechan?" panggil Taeil, tubuh gadis di depan Haechan bergetar, kemungkinan besarnya adalah dia takut.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Yuta dan si gadis menggeleng, "Saya tidak apa-apa, dimana papa?" Haechan menatap datar sang gadis, member 127 yang menemaninya ke pengadilan sedikit kebingungan.

"Untuk apa kau kemari?" begitu datar seolah dia tidak ikhlas hanya untuk berbicara, "Pa-papa susah di hubungi, Mama kecelakaan dan sedang di operasi," ujarnya cepat, wajah terkejut para member terlihat, namun Haechan tidak ada perubahan.

"Apa kau bodoh, bagaimana jika kami masih menggelar sidang," gadis itu tersentak, matanya bergetar, "Ta-tapi sepertinya kalian sudah selesai..." cicitnya, ia tidak tahu harus bagaimana berbicara pada pemuda ini.

"Kau bilang Ibumu kecelakaan?" si gadis mengangguk cepat, sebuah seringai tiba-tiba terlukis di wajah tampan Haechan.

"Kalau begitu, biar aku berdo'a. Semoga wanita itu mati di meja operasi, tidak adil bukan jika hanya keluargaku yang hancur dan aku sendiri yang merasakan rasa sakit?" tukas Haechan dengan suara rendah miliknya, "Haechan!" tegur Johnny, dia kasihan melihat raut pucat gadis itu. Sudah pasti dia shock, siapa yang menyangka pribadi hangat seperti Haechan mampu mengeluarkan ucapan kejam di atas.

"Iya aku tahu, kalian pasti ingin bilang dia itu tidak punya salah, anak itu tidak berdosa, tidak seharusnya aku melimpahkan amarahku padanya! Bukan begitu?" kali ini Haechan menatap ke belakang, "Tapi hyung, aku juga anak-anak," lanjutnya datar.

"Haechan kami tahu itu, jadi ayo pulang. Mereka bukan rumahmu, kau tidak perlu membuang waktu untuk orang luar," dingin Jaehyun, semua menatapnya bahkan Haechan. Senyum anak pudu itu terbit.

"Kau benar hyung, aku tidak perlu membuang waktuku di sini." gadis satu darah dengan Haechan itu mematung, merasakan hawa menekan Haechan. "Salam untuk Ibumu yang pergi ke alam baka, ne Meirin." setelah mengatakan itu Haechan pergi di ikuti member lain.

Doyoung berjalan paling belakang, saat melewati gadis itu dia menepuk bahunya. Sedikit memberi dorongan.

.
.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang