Lee Haechan | 1 |

2.7K 211 54
                                    

Heii guysss...
menurut kalian, ini saya double up apa ngga sii,
Ahahaha, pengennya semalem cuma ngantuk, jadi gak sempet hehe...
Ah iya ini ceritanya saya baru lagi,
Ah, sorryyy yaaaa, tapi saya juga sedang berusaha melanjutkan part part sebelumnya~

Di cerita ini mungkin akan banyak yang terkecoh, tapi yah itu bagian serunya :3

Kalau kalian bisa nebak sih, beneran,
Saya akui kalian jenius!! (>_<)

Yah pokoknya sorry yaa
Jangan lupa vote sama komennyaaa~

See you~~~





















~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~



































Ceklek,

"Bundaaa Echan pulang!!!" lengkingan seorang anak terdengar memasuki sebuah rumah yang dapat di katakan besar.

"Bunda di ruang tengah!" sahut seorang wanita, anak remaja itu dengan tergesa berlari menghampiri asal suara.

"Bunda!" teriak anak laki-laki tersebut, seorang wanita bersurai coklat menoleh. Long dress putih dipadu dengan selendang transparan melingkari tubuh dan lengannya membuat wanita itu terlihat begitu anggun. Di tambah rajutan saputangan yang tengah dikerjakannya menambah kesan elegan disana.

"Ada apa Haechan? Kenapa kau berlari seperti itu hm?" anak dengan nama Haechan terlihat mengatur nafas.

"Pelan-pelan dan aturlah nafasmu nak," instruksinya, Haechan mulai menuruti sang ibu. Setelah lebih tenang dia mengeluarkan handphone dari saku.

"Bunda, ada yang mau Echan tanyain," ucapnya serius, "apa itu?" tanya sang ibu yang masih fokus pada pekerjaan.

Haechan menghela nafas, dia menyodorkan handphone miliknya, dimana foto seseorang tertera. "Siapa laki-laki ini?" tanya Haechan datar.

Wanita itu mendongak guna melihat foto siapa yang putranya tunjukkan. "Ah, kau dapat dari mana?" sang ibu balik bertanya datar.

"Echan lagi nanya! Siapa laki-laki ini, kenapa dia mirip banget sama Echan!" wanita itu sedikit tersentak mendengar sang anak menaikkan nada bicaranya.

"Bukan siapa-siapa, sebaiknya kau hapus foto itu," si ibu kembali melanjutkan pekerjaan merajut, nampak Haechan menggertakkan gigi tak puas.

"Apa dia pamanku? Apa dia saudara kembar Bunda?" rajutan sang wanita terhenti, dengan pandangan masih fokus pada rajutan dia membuka mulut. "Aku tidak punya saudara kembar,"

"Lalu apa? Ah, benar juga. Marga kalian berbeda, Bunda Yun dan dia Lee, apa aku salah?" Haechan berucap dingin apalagi sang ibu tidak menyangkal.

"Bunda katakan, siapa dia!" nada bicara Haechan semakin meninggi, "nak, dia bukan siapa-siapa..."

"Ahahaha, apa mungkin dia ayahku? Haha, aku benar kan! Dia adalah ayah--"

"LEE HAECHAN!!" bentak sang ibu memotong ucapan Haechan, remaja itu tersentak, "dia bukan ayahmu! Kau sendiri sudah mendengar dimana ayahmu berada kan!"

"Tapi aku bahkan tidak mirip dengan pria bajingan itu!" seru Haechan keras,

"Nak, seharusnya kau mengerti... Warna matamu harusnya sudah menunjukkan dengan jelas--"

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang