Haii guyss...
Selamat menjalani akhir pekan~
Ini maaf ya, buat chapt lain. Saya masih nyari ending yang tepat, jadi belum bisa up.
Nah sebagai gantinya, chapter ini...Oke, jangan lupa bahagia yaa guyss..
Pokoknya semangat!!
Jangan lupa jaga kesehatan, apalagi yang suka keluar.Harus pakai masker oke! Karna sekarang corona makin marak banget, apalagi di dekat daerahku. Ini ampir masuk zona merah, tapi bismillah, engga akan terjadi apa-apa.
Semoga pandemi ini segera berakhir!!!
Buat kalian yang bosan di rumah, ini ada hiburan sedikit... Hehe..
In syaa allah, part yang ini gak akan bikin bombay, mungkin? Entahlah.
Untuk mencari tahu, silahkan kalian baca...
~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~
Tak... Tak... Tak... Tak...
Langkah kaki seukuran anak-anak terdengar memenuhi malam pekat kala itu, dengan darah berceceran dalam setiap langkah, anak itu terus berlari. Tak menghiraukan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Yang ia pikirkan sekarang hanyalah lari! Lari! Lari! lari sejauh mungkin.
Setelah jauh berlari entah kemana, dirinya berada di sebuah desa. Berapa jauh dia berlari? Ah tidak, tadi dirinya tak sengaja menumpang sebuah mobil pengangkut barang. Dan saat mobil itu berhenti, dirinya keluar secara diam-diam lalu melanjutkan lari.
Ia berjalan dengan pandangan kosong, matahari sudah mulai menampakkan diri. Bisa dilihat, orang yang tak sengaja berpapasan dengannya menatap prihatin. Kondisinya sungguh buruk.
"Astaga, apa yang terjadi padamu? Kau penuh luka seperti ini." ucap seorang wanita, dan di saat itu si anak kehilangan kesadaran.
.
.7 tahun kemudian.
"Lee Donghyuck, salam kenal semuanya."
Seseorang yang seumuran dengan anak di depan menatapnya tanpa ekspresi apapun, matanya kini fokus menganalisis.
.
.10 tahun kemudian.
"Haechan, bagaimana? Itu nama yang bagus untuk nama panggungnya. Bukan begitu, Donghyuck?" yang di tanya mengeluarkan keringat dingin tanpa di minta, sedang yang bertanya nampak santai seraya meminum kopi miliknya.
"It's not bad Donghyuck, nama itu cocok dengan pribadimu." ujar anak bertampang barat, di angguki oleh orang lain yang ada di sana.
"Jaemin-ah, kau pintar mencari nama." puji pimpinan mereka, anak yang akan memakai nama itu hanya mampu mengepalkan tangan di atas paha. Menghalau badannya untuk tak bergetar. Dapat ia lihat sebuah smirk tercipta di wajah seseorang di depannya.
.
.2021.
Semua berjalan dengan baik, tak ada satupun ke anehan. Mungkin?
Boyband debutan Gen 4 itu sukses mencapai kejayaan, bisa kalian jumpai fansnya di berbagai negara. Semua member juga tampak akur walau beda unit.
"Hyung, aku di dorm 127 saja ya?" semua menoleh pada anak termuda di sana, kernyitan di dahi sang leader menjadi respon pertama atas permintaan yang di lontarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fullsun~🌻
FanfictionTak pernah mereka lihat si Fullsun menitikkan air mata, namun hari ini, untuk pertama kalinya mereka menyaksikan kepedihan mendalam si Fullsun~NCT Wajah bahagia itu menyimpan banyak luka, menampung semua beban yang ada. •Brothership •NCT | WAYV •F...