Belajar....?

4.6K 435 141
                                    

Haiii semuanyaaa...
Kembali lagi dengan saya~~~
Apa ada yang rindu?
Engga ya? Gapap deh, hehe...
Sorry kalo ceritanya ngebosenin~

Uhm... Untuk chapter ini, maaf yaa kalo ada yang salah seperti yang aslinya... Maksudnya, saya kan belum kuliah ya, jadi saya nyari-nyarinya di internet, untuk referensi...
Jadi mohon maaf jika ada kesalahan~~
Bisa di bicarakan baik-baik~
Dimohon jangan ada hate comment ya^_^






~Happy Reading~
~JanganLupaFollowAkunAuthor^_^~






.
.

Tahun ini Haechan menjalani kuliah semester ke tiganya, disamping kuliah Haechan juga disibukkan dengan comeback grupnya. Apalagi sekarang comeback besar besaran dengan 2 member tambahan.

Haechan akui skill menyanyi juga dance mereka tak buruk, apalagi dia sudah mengenal mereka sejak masih trainee.

Lupakan itu, mari kita fokus pada Haechan saja. Tak ada seorangpun yang tau soal ini, persoalan hidupnya.

Penggemar maupun semua rekan menganggap Haechan seorang periang tanpa beban hidup, mereka tak tau betapa beratnya beban yang Haechan pikul. Ia selalu dituntut akan segala hal. Belum lagi semua tugas kuliah yang menumpuk menggunung.

Haechan menatap lembar nilainya nanar, ia telalu sibuk berlatih dance juga menjalani syuting konten sampai lupa belajar. Haechan itu anak akselerasi dari dia SD, SMP, SMA maupun Kuliah. Haechan selalu loncat kelas karna dirinya terlalu pintar. Lihat? Dia baru berumur 20 dan sedang menjalani Kuliah S2. Di umur 18 dia menyelesaikan S1 nya. Haechan selalu meraih nilai Bagus.

Kendati, sekarang nilainya turun. Ia menghela nafas sebelum memasukkannya kedalam tas. Jangan sampai hal ini terdengar oleh orangtuanya. Ia bisa habis.

Haechan memilih membuka bukunya dan mempelajari apa yang belum ia pelajari. Begitulah keseharian Haechan, disaat semua member istirahat ia masih harus belajar. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 2 dinihari, Haechan terlalu bekerja keras.

"Kau belum tidur?" Haechan menoleh kearah kanan dimana Mark tidur, teman satu kamarnya itu terbangun.

"Tanggung." jawab Haechan seadanya, Mark menghela nafas.

"Aku tau besok kita libur, tapi Chan sebaiknya kau tidur sekarang dan lanjutkan besok." nasihat Mark, mendengar itu jari lentik yang sedang menggoreskan kata demi kata berhenti.

"Baiklah." Haechan beralih menutup bukunya lalu berjalan ke ranjangnya. "Selamat malam." setelah mengatakan itu Haechan menutup matanya.

"Hm, selamat malam Haechan." Mark pun kembali menutup matanya, menyelesaikan mimpi yang tertunda.

.
.

Keesokan harinya setelah sarapan Haechan kembali berkutat dengan beberapa pelajaran di ruang tengah, tentu dia tak sendiri. Yang lain sibuk dengan kegiatan mereka, ada yang bermain game, bercanda dan lain-lain. Hanya Haechan yang sibuk belajar.

"Apa kepalamu tak pecah Haechan?" tanya Hendery melihat begitu banyak rumus di atas kertas curat coret Haechan. Anak itu menghela nafas.

"Rasanya ingin meledak hyung." Haechan menjawab, ia benar-benar frustrasi sebenarnya. Hanya saja, ingatan kemarin ia mendapat nilai buruk membuatnya harus belajar mati-matian.

Yah, selama ujian kemarin Haechan memang mendapatkan nilai buruk di semua mata pelajaran. Belum lagi absen bolongnya, semakin membuat peringkat Haechan turun.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang