Haikal

2.7K 256 131
                                    

Yoo double up nih,
Ada yang nonton Shopee kemaren?
Yang Nct 127?
Waahahahhaa, conten itu memberikan saya inspirasi ini.

Jadi, waktunya Haechan Lokal!!!!
Gapapa kan???

Saya gak tahu ini bakalan Bagus apa engga,
Nah, jangan lupa tekan Bintang!

























~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~
































"Haikal, ayo keluar nak," bujuk seorang wanita pada anak remaja yang tak kunjung keluar mobil, membuatnya kesusahan.

"Ngapain Haikal keluar kalo Bunda mau buang Haikal?!" teriak remaja tanggung tersebut, merasa tidak terima akan keputusan sang Bunda. "Bukan begitu, Bunda gak buang Haikal, ayo keluar..." bujuk sang Bunda lagi, anaknya sungguh keras kepala.

"Haikal gak mau! Haikal mau pulang!!!" teriak Haikal, sang Bunda menghela nafas lalu menatap pria berumur di sampingnya.

"Pak Kyai... Saya minta maaf... Anak saya sangat keras kepala..." wanita tersebut berucap penuh rasa bersalah, di dalam mobil Haikal sendiri berdecak. Sampai kapan pun Haikal tidak akan pernah mau masuk Pesantren!

"Terserah! Pokoknya Haikal gak akan pernah mau keluar sebelum mobil sampai di rumah!" seru Haikal menggebu, dia emosi, lagian kenapa Bundanya ngotot banget mau masukin Haikal ke Pesantren?!

"Nak Haikal, coba keluar dulu... Kita bicarain baik-baik... Haikal gak kasihan sama Bunda Haikal berdiri terus di luar kayak gini? Cuacanya lagi panas loh..." sang pimpinan Pondok ikut membujuk, mendengarnya Haikal menoleh keluar. Benar saja, di sana Bundanya nampak kepanasan.

Haikal menghela nafas lalu mengalah dan beranjak keluar, senyum sang Ibunda mengembang begitupula pria di sampingnya. "Hah, Bunda kepala batu!" cecar Haikal,

"Nah, ini koper milik Haikal... Jangan nakal-nakal di sini ya, Bunda akan jenguk kamu sesering mungkin," nasihat sang Bunda ketika berpamitan pergi, padahal Haikal baru saja keluar mobil. Gak ada niatan gitu nganter sampai kamar.

"Haikal, kan Bunda sudah selesai-in semua administrasi, kamu tinggal masuk aja nak," lanjut sang Bunda ketika tahu pikiran Haikal, "ck, Bunda cuma mau buang Haikal dari rumah kan?! Kenapa gak buang ke luar negeri aja sekalian!" ketus Haikal kesal, sang Kyai menggelengkan kepala mendengarnya.

Wanita itu kini menatap sendu putra satu-satunya, dia telah memanjakan Haikal dengan harta benda sampai didikan anak tersebut dapat di bilang gagal. Apalagi dalam bidang Akhlak.

"Nak, dengarkan Bunda... Bukannya Bunda mau buang Haikal, tapi Bunda rasa masukkin kamu ke sini adalah hal tepat, Bunda ingin Haikal belajar dari Pak Kyai Rahmat di sini... Beliau juga guru dari ayah kamu nak," wajah Haikal yang asalnya mengeras sedikit melunak mendengar penuturan sang Bunda,

"Cih," keduanya hanya tersenyum saat decihan Haikal terdengar, "Pak Kyai, saya titip anak saya ya.... Dia memang sedikit bandel, tapi saya yakin dia masih bisa di perbaiki...." tutur Bunda Liva pada Guru suaminya tersebut, "baiklah, saya akan pastikan nak Haikal belajar dengan rajin di pondok ini,"

Setelah berbasa-basi sedikit Bunda Liva pergi dari sana, Haikal menatap kepergian mobil ibunya datar, "ayo masuk," ajak sang Kyai.

Haikal menghela nafas dan mulai mengikuti pria tua di depan, dia terus mendumal tanpa suara. Kenapa hidupnya sial sekali?!

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang