Maut....? | 2 |

2.8K 355 108
                                    

Yuhuuuuuuuuu....
Ada yang kangen saya ngga??
Yah pasti ngga lah ya, hehehe...

Sorry yaaa... Kemarin saya agak sibuk dan sedikit tumbang hehe...
Makanya baru bisa ngetik Chapter ini~

Yah ini chapter lumayan panjang, menurut saya~

Semoga dapat mengobati rindu kalian sama Haechan~

Jangan lupa pencet Bintang biar saya semangat^^




















~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~
























Haechan membanting pelan pintu dorm, begitu tiba diruang tengah ia mendapati anak Dreamis tengah menonton bersama.

"Ya!! Kau ini apa-apaan? Datang-datang begini?" Renjun memekik kesal karna tiba-tiba Haechan bersandar pada bahunya.

"Tolong, biarkan seperti ini dulu sebentar Jun..." Haechan memejamkan matanya, terlihat kelelahan membuat Renjun tak tega.

"Chan, dimana hyungdeul?" Jaemin bertanya karena tak melihat member lain dibelakang Haechan, tapi pertanyaannya tak Haechan jawab.

"Apa dia tidur?" Jeno bertanya saat menoleh kesamping, dilihatnya Haechan yang kini menutup mata.

"Hyung kalo mau tidur mending ke kamar." Jisung memberi saran walau tatapannya masih fokus pada layar televisi.

"Iya, disini pasti ribut banget, soalnya Jisung berisik kalo nonton Anna." Chenle bergumam disebelah Jisung, anak itu mendelik dan Chenle tertawa.

Haechan membuka mata, ia menegakkan punggungnya. "Kalian menonton Frozen lagi? Apa kalian tak bosan?" tanya Haechan tak percaya.

"Nih, si Jisung yang maksa." Renjun menjawab dan Jisung hanya milirik, karena itu benar.

"Kalau gak mau nonton, ya sana pergi!" balas si bungsu, ruangan menjadi ribut seketika.

"Woahhh... Savage banget ni anak... Hahahha." Tawa Haechan yang tentu saja palsu.

Mereka mengeluarkan lelocon, dan Haechan juga berusaha terlihat ceria.

Brak.

Pintu dorm kembali dibanting, kali ini semua member dreamis menyadarinya. Mereka terkejut melihat keadaan kacau hyungline.

"Haechan! Dimana Haechan?!" Taeyong yang pertama kali masuk berteriak, Haechan sendiri terdiam, tak tau harus mengatakan apa. Sejujurnya, ia malu.

"Hyung, kalian kenapa?" Renjun bertanya lebih dulu. Hyungline segera mendekat dan mereka menemukan Haechan disana. Sekarang, mereka bisa bernafas lega.

"Haechan-ah kami mencarimu kemana-mana... Syukurlah kau ada disini..." ujar Doyoung lembut dengan mata berkaca, tentu itu membuat semua member Dream kebingungan.

Taeyong maju mendekat, ia tak bisa bohong. Air matanya bahkan sudah turun tepat saat dirinya beridiri dihadapan Haechan. Taeyong memeluk Haechan yang hanya diam dari tadi. Tentu, anak itu tak membalas pelukan dari Taeyong.

"Haechan-ah... Jangan... Jangan kau tanggung sendiri... Menangislah... Kau bisa menangis sepuasmu dipundakku..." lirih Taeyong, ia mengusap punggung sang adik lembut, semua member 127 menatapnya sendu.

"Terkadang, kita tak bisa selalu terlihat kuat. Ada masanya kau boleh memperlihatkan kerapuhanmu. Menangislah saeng... Dengan begitu perasaanmu akan lebih lega." suara Taeyong yang bergetar membuat anak Dreamis semakin kebingungan. Apalagi saat Haechan membalas pelukan Taeyong erat.

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang