Hollaaa~~
Gua balik Up~~
Ini hari ultahnya Haechan dong~~HAECHANN SELAMATTT ULANG TAHUN!!!!!!!
Nah kalian semuaaaa, silahkan baca ini...
Menurut gua sii, endingnya yang ini lumayan lahh...Yoo
Selamattt~~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~"Jantung apa? Jantung pisang?" tanya Yangyang polos,
"Tentu saja jantungku bodoh! Mana bisa manusia hidup memakai jantung pisang!" seru Haechan, "Andwe! Kami tak akan membiarkanmu melakukan semua itu!" Jaehyun berteriak nyaring dan langsung memeluk kaki Haechan yang ada di sisinya.
.
.
."Ini yang aku benci." lirih Haechan, dia menghela nafas kasar. Tapi, hatinya sudah siap untuk ini.
"Lepaskan kakiku, Jung Jaehyun." dingin Haechan, tapi tak di dengar oleh anak kelahiran Korea dengan tahun 97 itu. Seolah tuli, Jaehyun makin mengeratkan pelukannya pada kaki Haechan.
"Hei! Itu sakit, lepaskan!" sentak Haechan dan berhasil, Jaehyun melepaskannya.
"Apa yang kalian bicarakan sih? Jual beli jantung? Sana di Rumah Sakit!" hardik Renjun, matanya fokus pada layar tv di depan. Jungwoo melotot, pletak, "Aishh, sakit!"
"Makanya, mulut itu di jaga!" marah Jungwoo pada Renjun yang meringis.
"Apaan sih, emang ucapanku ada yang salah? Memang jual beli jantung dimana jika bukan di Rumah Sakit?" kesal Renjun yang merasa dirinya tak salah sama sekali,
"Di pasar gelap kan bisa hyung," Jisung menyahut dan langsung mendapat pelototan Renjun.
"Itu illegal bodoh!" cuit Haechan, semua menghela nafas.
"Kalian ngobrolin apa? Kayaknya seru." Taeyong tiba di ruang tengah dari dapur, itu artinya masakan sudah jadi.
"Bukan hal yang menghibur." ketus Lucas, "Oh benarkah? Yasudah, ayo, makanan sudah jadi. Lucas tolong kau panggilkan Kun, Xiaojun, sama Winwin di atas." titah Taeyong,
"Makan!" Chenle dan Jisung memekik lalu pergi ke arah ruang makan dimana sudah ada Doyoung di sana tengah menata makanan.
"Nah, kalian juga cepat ke sana." member lain mengangguk dan pergi ke ruang makan kecuali member 127 dan Haechan. Mereka diam di tempat akibat Haechan yang hanya diam tak ada niatan berdiri.
"Haechan, mau ku gendong?" tawar Mark, membuat perempatan di dahi anak itu muncul. Gendong? Hei! Yang benar saja! Dia itu sudah dewasa bukan anak kecil!
"Huh, aku bukan anak kecil!" rajuk Haechan, semua saling memandang.
"Bukan begitu, kami hanya takut kau tersandung Haechanie..." balas Johnny lembut, Haechan menghela nafasnya lagi.
"Kalian tahu, aku harus pergi... Tolong, biarkan aku pergi..." lirih Haechan, semua terdiam. Jika boleh egois, mereka tak ingin Haechan pergi.
"Apa kami tak boleh egois Haechan?" tanya Jungwoo dengan air mata yang sudah menggenang, ia tak ingin kehilangan Haechan.
"Hyungdeul, apa aku juga tak boleh egois?" semua member tercekat saat panggilan hyung kembali meluncur dari belah bibir sang adik, ada rasa yang tercampur kala kata itu kembali terdengar.
"Baiklah Haechan, kami mengerti." semua menatap Taeil, "Hyung, apa yang-"
"Kita tak bisa memaksa bukan? Ini keinginan adik kita Yuta, kita harus bisa menghormatinya. Dia ingin berguna bagi keluarganya, apa kita bisa menghalangi seorang anak yang ingin berbakti? Tidak." Taeil menjelaskannya sepelan mungkin, dengan nada yang sangat lembut. Agar tak ada satupun member yang menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fullsun~🌻
FanficTak pernah mereka lihat si Fullsun menitikkan air mata, namun hari ini, untuk pertama kalinya mereka menyaksikan kepedihan mendalam si Fullsun~NCT Wajah bahagia itu menyimpan banyak luka, menampung semua beban yang ada. •Brothership •NCT | WAYV •F...