Emosi. {DITERBITKAN}

7.4K 509 90
                                    

Gua update lagi karna gua greget banget pengen update cerita yang ini...
Kalo ceritanya jelek jangan hujat gua~~~
Terus jangan lupa teken bintangnya juga~~
Happy Reading~~

💚💚💚💚

"Kau sepertinya sangat menyukai Daegal, kenapa kau tak mencoba memelihara anak anjing juga Haechan?" Doyoung bertanya pada Haechan yang sibuk bermain bersama Daegal, Chenle mampir ke Dorm bersama anjingnya hari ini.

"Benar hyung! Jadi Daegal punya teman baru." Chenle menyahut dan Haechan sendiri terdiam mendengar usulan Doyoung.

"Ahh... Anak anjing ya..." lirih Haechan, tatapannya begitu sendu.

"Aku akan pergi dulu." Haechan tiba-tiba berdiri membuat semua orang heran.

"Apa kau akan membeli anak anjing?" Jaemin bertanya antusias namun Haechan menggeleng.

"Chenle, kau menginap disini kan?" Chenle mengangguk mendengar pertanyaan Haechan.

"Ya baiklah, aku pergi dulu. Hanya sebentar." ujar Haechan dan memakai jaket miliknya lalu masker.

"Hati-hati! Jangan terlalu malam." teriak Taeyong saat Haechan sudah didepan pintu.

.
.

Disinilah Haechan sekarang, didepan pintu gerbang sebuah mansion. Dia meneguk ludahnya sendiri, karna harus masuk kesana.

Pintu terbuka begitu Haechan mengatakan siapa dirinya pada intercome. Bersamaan dengan itu, sebuah mobil sudah terparkir disana. Menjemput.

"Tuan muda, ayo naik." ucap seorang supir pada Haechan, tanpa banyak bicara Haechan masuk kedalam mobil.

Halaman mansion itu sangat luas! Makanya Haechan harus menaiki kendaraan, jika berjalan kaki mungkin butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke pintu utama. Bisa kalian bayangkan bagaimana luasnya halaman mansion itu?

"Terimakasih." Haechan tersenyum pada supirnya, lalu Haechan segera membuka pintu utama.

Saat masuk, terlihatlah bagaimana luasnya mansion dan juga barang-barang mewah yang ada disana. Haechan melangkahkan kakinya untuk masuk.

"Tuan muda... Anda pulang?" seorang maid yang kebetulan berpapasan dengan Haechan membungkuk memberi salam, Haechan hanya mengangguk sembari tersenyum.

"Ya... Aku ingin menemui Haelin." Haechan menjawab dan maid itu mengangguk.

Haechan melanjutkan jalannya menaiki tangga menuju lantai 2, ia pergi ke kamar miliknya.

Begitu sampai Haechan mengernyit tak mendapati Haelin disana, ia berkeliling kamarnya yang terbilang cukup luas.

"Haelin... Kau dimana? Haelin!!"

"Apa dia diluar kamar ya?" gumam Haechan dan segera saja dia pergi keluar, Haechan berkeliling sembari berteriak memanggil Haelin.

"Tuan Dongsuk... Apa ada sesuatu yang bisa saya bantu?" seorang perempuan berpakaian maid bertanya, Haechan mengernyit.

"Kau... Maid baru benar?" maid itu mengangguk dan Haechan menghela nafas.

"Aku bukan Dongsuk, aku Donghyuck. Dimana Haelin! Kenapa dia tak ada dikamarku?" maid di depannya nampak kebingungan membuat Haechan yang sedang cemas kesal.

"Maaf?"

"Linyi, kenapa lama sekali- ah tuan muda, anda pulang?" seorang kepala pelayan datang mendekat, Haechan memaksakan senyumnya.

"Bibi Ahn, dimana Haelin? Aku mencarinya kesana kemari. Dimana dia?" tanya Haechan lagi, "Haelin?"

"Ya, dimana dia?"

Fullsun~🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang