9 - jeon

1.4K 212 4
                                    

"Hai,"

Dari balik maskernya, Jungkook hanya bisa menahan senyum ketika suara lembut Rosé menyapa telinganya. Gadis itu masuk dengan cepat, secepat wangi parfume nya langsung memenuhi seisi mobil. Jungkook menahan napas. Mengapa pesona Rosé sebegitu besar sih dampaknya bagi Jungkook?

"Maaf, Jungkook ah, jika aku mengganggumu,"

Jungkook menggeleng cepat. "Tentu saja tidak. Kau tidak mengganggu sama sekali,"

Rosé tersenyum. "Terimakasih,"

"Untuk?"

"...ajakanmu,"

Jungkook benar-benar tersihir. Ia membeku sejenak. Beberapa detik kemudian, Ia segera menguasai diri. Ia tak mau terlihat begitu menyukai Rosé, takut jika gadis itu malah tak nyaman.

"Ah, untuk apa kau berterimakasih? Itu gunanya seorang teman, bukan?" Jungkook tersenyum tulus.

"Ya, tentu saja. Dan karena kau temanku, sepertinya aku harus menceritakannya padamu,"

Alis Jungkook terangkat. Ia merasa senang jika Rosé mau terbuka padanya. Tapi, apa yang ingin Rosé ceritakan?

Jungkook mengangguk. "Baiklah, kita harus cari tempat dulu supaya bisa bebas bercerita," ucapnya semangat.

Tangan lelaki itu bergerak, segera menjalankan mobilnya.

~~~

Rosé memperhatikan pelayan-pelayan yang mengantarkan pesanan mereka. Ia melongo sejenak. Ini serius? Mengapa Jungkook memesan begitu banyak makanan? Apakah masih ada orang lagi yang akan datang?

"Mengapa wajahmu seperti itu? Bukankah kau juga suka makan?"

Jungkook terkekeh melihat ekspresi Rosé. Sejujurnya, ia memang sengaja memesan banyak makanan. Ia tahu, mereka berdua pasti bisa menghabiskan makanan - makanan itu. Terlebih, jika makanan yang harus dihabiskan jumlahnya banyak, berarti...mereka juga bisa lebih lama berada disitu, bukan?

"Bagaimana kau tahu aku suka makan?" tanya Rosé heran. Jangan-jangan, Jungkook tahu dari Jimin? atau...Jungkook tak sengaja melihat kelakuan Rosé ketika makan di video-video mereka?

Haish, memalukan.

"Tak usah malu. Aku senang melihat gadis yang makan dengan sehat. Apa yang salah dengan itu?" balas Jungkook santai sambil mulai mengambil makanannya.

Rosé menyahut, "Tentu saja tak ada yang salah dengan itu," kemudian segera ikut menyendokkan makannya.

Jungkook tersenyum kecil sambil mengunyah makannya.

Lima menit pertama, mereka sama-sama sibuk dengan makanannya. Jungkook yang memang lapar, bersama Rosé yang sedang 'bad mood' - tentu saja makanan sebanyak itu tak akan menganggur begitu saja. Tak jarang, mereka saling mencicipi makanan satu sama lain dan mengomentari semua makanan itu. Dasar. Makanan memang mengubah segalanya.

"Ayo, mulai lah bercerita. Aku siap mendengarkan,"

Jungkook mulai membuka suara ketika satu piring makanannya sudah habis, tangannya bergerak menggeser makanan kedua.

Rosé menelan ludah kasar. Apakah ini keputusan yang tepat untuk bercerita pada Jungkook?

Sepertinya, ya. Mereka berteman, bukan?

TournesolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang