62 - cloudy and windy

512 97 11
                                    

all the world was not enough
to forget you

~~~

Aku merindukannya.

Hanya itu yang bisa Jungkook katakan untuk mewakili seluruh perasaannya saat ini. Meskipun hanya melihat gadis itu dari jauh, tetapi wajahnya, gerak gerik tubuhnya, sampai rambut panjangnya sukses membuat Jungkook tak bisa bergerak sedikitpun di tempatnya.

"Kau sendirian?"

Seketika Jungkook menegang mendengar pertanyaan yang ditujukan Rosé untuk Jimin.

Apakah Ia setakut itu jika Jimin datang bersama seseorang, terutama jika datang bersamaku?

Jungkook hanya bisa membatin sambil terus menatap sendu gadis yang sangat dirindukannya itu.

"Kau berharap aku bersama siapa memang---,"

"Kau bilang hanya mau mengirimkan hadiah saja, tak ingin mampir. Mengapa rencanamu berubah?"

Bibir Jungkook mengulum senyum, senyum yang ditujukkan untuk dirinya sendiri, senyum yang penuh kekecewaan. Mana mungkin Rosé mengharapkan kedatangannya? Bahkan mungkin gadis itu tak sudi melihat wajahnya.

"Apa salahnya jika aku tiba-tiba ingin mengunjungi sepupuku yang berulang tahun? Kau tak berencana mempersilahkanku masuk?"

"Masuklah,"

Bisakah Jungkook merubah wajahnya sekarang? Rasanya Jungkook ingin menangis dan berteriak.

Bolehkah aku masuk juga?

Yang ingin Ia lakukan sekarang hanyalah berlari, lalu memeluk tubuh kurus gadis itu sampai malam ini berakhir, dan sampai matahari kembali datang esok pagi.

Apakah aku bisa melakukan itu lagi?
batin Jungkook miris.

"Aku langsung pulang saja. Sejujurnya aku belum izin ke manager,"

"Mengapa sepupuku harus kau sih? Lalu ini dari siapa lagi? Mengapa kau memberiku dua hadiah?"

"Ya, lebih baik kau membukanya di dalam,"

"Itu--satu dariku, dan satu lagi dari--dari Ibuku,"

Jungkook tersenyum kecil.

Itu hadiah dariku, Chae Young-ah. Kuharap setelah ini aku bisa memberikan hadiah ulang tahunmu secara langsung, dan kita bisa membukanya bersama. Apakah bisa?

~~~

Kita tertawa dan menangis bersama
Kurasa perasaan ini adalah segalanya bagiku

Kapan itu terjadi?
Jika aku menghadapimu lagi,
Aku akan menatap matamu,
dan berkata, "aku merindukanmu,"

"Kapan aku bisa menatap matamu lagi?"

Rosé bergumam lirih sambil terus mengusap air matanya yang terus mengalir di wajah.

Aku bahkan tak bisa mengatakan ke siapapun bahwa aku sangat merindukanmu. Apa yang harus kulakukan?

Puisi itu sukses mengundang badai di hari ulang tahun Rosé. Puisi itu pun berhasil memporakporandakan semua kepalsuan yang sudah Rosé tampilkan hari ini.

TournesolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang