30 - weirdo

983 195 24
                                    

"Percayalah padaku, Chaeng. Sepertinya Jungkook dan Jaehyun akan menjadi saingan sebentar lagi,"

Rosé berdecak jengah. "Terserahmu saja, Lalisa,"

Lalisa cekikikan di sebelah Rosé. Sejak tadi, gadis itu terus saja meledeknya. Hanya karena Rosé bertanya apakah Jungkook dan Jaehyun benar berteman--Lalisa membahasnya panjang kali lebar. Gadis itu pun sampai memaksanya bercerita mengenai kejadian di Inkigayo. Namanya Rosé, gadis itu mana bisa sih merahasiakan hal kecil itu dari Lisa?

Iya, kecil. Bertemu Jaehyun hanyalah sesuatu yang tak berarti apapun, bukan? Untuk apa Rosè merahasiakannya?

Tapi, Rosé menyesal. Ia menyesal sekali menceritakannya pada Lisa. Coba saja tadi Rosé diam saja dan tak menggubrisnya, pasti Ia tidak akan diledek habis-habisan seperti ini. Ingin rasanya Rosé menyeret Lisa keluar dari kamarnya sekarang juga. Menyebalkan.

"Sudahlah, aku mau cuci muka dan gosok gigi. Muak sekali aku mendengar cekikikanmu sejak tadi," Rosé berdiri dari ranjang, lalu berjalan meninggalkan Lalisa.

"Kau yakin mau menggosok gigi sekarang? Bukankah biasanya tengah malam kau masih ke dapur untuk mencari makan?" Lisa masih saja meledeknya.

Rosé berbalik lalu mengepalkan tangannya ke arah Lisa, "Kau mau mati?"

Lisa hanya tertawa. Menganggu Rosé adalah hobinya sejak dulu. Senang sekali mendengar gadis itu mengomel, seperti ada hiburan tersendiri.

Kaki ramping Rosé segera melangkah menuju kamar mandi yang ada di dekat kamarnya. Sebelum masuk ke kamar mandi, Rosé bisa mendengar suara televisi di lantai bawah. Apakah Jennie unnie yang menonton? Tumben.

Rosé segera mengerjakan rutinitas malamnya. Sambil melakukan beberapa hal, Rosé termenung sejenak. Ia memang suka merenung di dalam kamar mandi. Entahlah, seperti ada kekuatan magis di tempat itu yang membuatnya dapat berfikir lebih jernih. Suasana kamar mandi yang tenang--seakan tidak ada gangguan dari dunia luar, membuat Rosé betah berlama-lama di kamar mandi. Tak jarang, keempat temannya sering mengomel karena kebiasaan Rosé itu.

"YA! APA YANG KAU LAKUKAN?"

Baru saja Rosé membuka pintu kamar mandi, seruan Jennie sudah menyambut telinganya. Ada apa dengan unnie nya itu? Apakah Lalisa berbuat onar----

Mata Rosé menangkap kehadiran seseorang. Punggung itu--Rosé seperti mengenalnya. Tidak mungkin..

"Jungkook ah?" panggil Rosé ragu-ragu. Apakah Rosé berkhayal?

Lelaki itu berbalik, dan benar--itu Jungkook. Rosé menatapnya bingung. Apa yang dia lakukan?

Di seberang sana, Rosé bisa melihat Jennie, Jisoo, dan--Jimin? Mengapa wajah mereka seperti itu?

Rosé beralih pada Jungkook, "Mengapa kau menerobos masuk----"

"Chae Young ah, Kau sudah tahu kan betapa aku menyayangimu? Aku juga tahu kau menyayangiku juga,"

Rosé terdiam sesaat. Ia tidak siap dengan ini. Kepalanya sibuk bertanya-tanya, apa yang sedang lelaki ini lakukan? Jungkook bahkan sudah ada dihadapannya--memegang tangannya begitu saja. Wajahnya terlihat memohon.

"Ayo jadi pacarku,"

Ucapan Jungkook seketika membuat Rosé menganga.

"B-bisa kau ulangi sekali lagi?" Rosé masih terkejut, otaknya masih memproses ini. "Apa..katamu?"

Jungkook berdecak tak sabar. Mengapa gadis ini lemot sekali sih?

TournesolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang