56 - and, it just happened

536 110 2
                                    

-update 31 Desember 2021 (Pt. 55,56,57,58)

~~~

i didn't choose to love you. it just happened.

~~~

"Ya! kau gila? Kau ingin kesini lagi?"

Jennie spontan menutup mulutnya saat menyadari betapa keras suara yang dikeluarkannya. Ia buru-buru menjauh dari Jisoo dan Lisa yang menatapnya keheranan.

"Ada yang perlu aku tanyakan sekarang juga, nuna. Rosé--Dia tidak mungkin mau mengangkat panggilanku,"

Seseorang membuka pintu kamar Jennie. Jennie menoleh, ternyata Lisa yang masuk. Pasti gadis itu penasaran.

Jennie menghela napas panjang.

Sejak mengetahui masalah Rosé dan Jungkook, Jisoo meminta kedua adiknya untuk mengabaikan semua panggilan dan pesan dari Jungkook maupun anggota BTS yang lain. Alasannya jelas, Ia tahu manager sedang mengawasi mereka juga. Bagaimana jika manager mereka salah paham dan mengira ada lagi yang memiliki hubungan dengan para lelaki itu? Lebih baik diam daripada menambah masalah, bukan?

Jujur, Jennie tak seratus persen sependapat dengan Jisoo. Bagaimana jika ada sesuatu yang penting yang memang ingin para lelaki itu sampaikan atau tanyakan? Toh, jika manager curiga, mereka bisa jujur menjelaskan bahwa mereka--BTS dan Blackpink--memang merupakan teman dekat. Lagipula, keadaan Rosé jelas tidak baik-baik saja. Pasti mereka juga khawatir dan ingin bertanya melalui Jennie, Jisoo, maupun Lisa, bukan?

Oleh karena itu, entah setelah panggilan ke berapa--Jennie akhirnya mengangkat panggilan dari Jungkook. Dan tanpa berbasa-basi lagi, lelaki itu langsung berkata ingin kembali datang ke dorm Blackpink untuk menemui Rosé.

"Memang kau mau membicarakan apa lagi? Bukankah dia sudah benar-benar mengakhirinya tadi?" Jennie memutuskan untuk bertanya terlebih dahulu.

Jungkook menghela napas kasar, "Apakah Rosé benar-benar meninggalkanku hanya karena agensi meminta kami putus? Apakah dia diancam? atau ada hal semacam itu yang tidak dia ceritakan padaku? Aku ingin tahu, nuna,"

Jennie mengeratkan pegangan pada ponselnya, lalu melirik Lisa sejenak.

Bukankah sejak pagi Lisa yang selalu bersama dengan Rosé? Mengapa Ia belum mengatakan apa-apa?

"Aku--aku bahkan belum berbicara dengan Rosé sejak tadi," jawab Jennie akhirnya.

"Kau serius?" Jungkook terdengar kaget, "Apakah Rosé baik-baik saja?"

Jennie kembali melirik Lisa. Gadis itu tak dapat mendengar apapun--hanya memperhatikan gerak gerik dan perkataannya saat berbicara di ponsel.

"Kurasa--tidak. Dia tidak keluar kamar sejak tadi----,"

"DAN KALIAN TIDAK BERUSAHA MENENGOKNYA---,"

"TENTU SAJA KAMIS BERUSAHA!" potong Jennie kesal. "Kau pikir hanya kau yang khawatir padanya----,"

"Tidak, aku harus kesana sekarang. Aku tidak peduli jika harus bertemu dengan manager kalian, atau bahkan pimpinan kalian sekalipun. Aku harus kesana."

"YA------,"

Panggilan terputus.

Jennie melepas ponsel di telinganya lalu berkacak pinggang dengan perasaan gusar.

"Ada apa, unnie?" tanya Lisa penasaran.

Kaki Jennie bergerak memutari kamarnya. Apa yang harus Ia lakukan? Bagaimana jika Jungkook benar-benar kemari sebentar lagi? Ia harus membantu Jungkook atau malah mencegahnya masuk kemari? Bagaimana jika tindakannya semakin memperparah suasana?

TournesolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang