everything is better with you.
everything has been better since you.
~~~
Dari tempatnya berdiri, kira-kira 2 meter jaraknya, Rosé duduk dengan wajah tegang dan menahan keterkejutan.
Tanpa ada yang mengetahui,
Mendadak hati Jungkook terasa nyeri.
Nyeri karena terlalu merindukan gadis itu.
Nyeri karena akhirnya Rosé ada di hadapannya, memandangnya dengan tatapan sayu itu.
Gadisnya masih terlihat seperti dulu, walaupun wajahnya terlihat sedikit pucat dan lelah. Jungkook tak tahu apa yang sedang dipikirkan Rosé karena ia tidak bisa membaca apa yang tersirat di balik mata yang memandangnya terkejut itu.
Untuk sesaat, perasaan bersalah menyerang Jungkook, mengingat apa yang dilakukannya dua hari belakangan ini terhadap Rosé--menghilang tanpa memberinya kabar, lalu tiba-tiba muncul di sini.
Jungkook membuka mulutnya, "Apakah aku boleh duduk----,"
Pelukan kencang mendarat pada Jungkook secara tiba-tiba, membuat lelaki itu sedikit terhuyung karena tak siap menerimanya.
Jantung Jungkook bergemuruh.
Wangi yang sangat dirindukannya itu kini kembali memenuhi indera penciumannya. Tanpa berlama-lama, lelaki itu balas memeluk erat Rosé, menyembunyikan gadis itu dalam rengkuhannya, seakan-akan jika Ia mengendurkan sedikit pelukannya, Rosé akan kembali pergi.
"Maafkan aku," ucap gadis itu lirih.
Suara isakan terdengar dari balik pelukan mereka.
"Maafkan aku, Jungkook-ah,"
Tangan besar Jungkook menyentuh wajah Rosé kemudian menengadahkannya.
"Aku kesini bukan untuk mendengar permintaan maafmu," balas lelaki itu.
"Lalu untuk apa?"
Jungkook tersenyum lebar lalu mengacak rambut gadis itu gemas.
"Makan bersamamu. Apalagi?"
~~~
"Saat itu kami benar-benar hampir bubar, Rosé-ya. Bukan hanya aku yang bermasalah dengan mentalku, tapi anggota yang lain juga. Aku juga tidak tahu apa yang memicunya, sampai kami lambat laun berubah dan berfikir untuk rehat atau mungkin berpisah. Jika dipikirkan sekarang, masalah kemarin sungguh mengerikan,"
Jungkook duduk di sebelah Rosé sambil menggenggam tangan gadis itu. Mereka saling memandang ke dalam mata masing-masing, menyalurkan kerinduan yang terpendam selama hampir tiga bulan ini, seakan masalah yang baru saja terjadi hanyalah angin lalu yang tak perlu diingat-ingat lagi.
"Jika tahu saat itu kau mau menemuiku, aku pasti akan kesana, Rosé-ya,"
Rosé mengangguk, "Ya, tak apa. Aku mengerti. Jika aku tahu bagaimana keadaan kalian, aku pasti tak akan menghubungi Jimin oppa untuk sementara waktu. Walaupun saat itu aku juga sempat berfikir Tuhan benar-benar tidak mengizinkan kita untuk kembali bersama. Mengapa masalah grup kalian datang bersamaan ketika aku sudah menemukan jawaban? Aku benar-benar sudah tidak berharap saat itu," ucap gadis itu panjang.
Hening selama beberapa saat.
Mereka saling memandang genggaman tangan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tournesol
Fanfiction- rosekook fanfiction - ps : this is an ongoing story, so dont forget to save this on ur library! <3 Siapa sih yang bisa menangkal pesona seorang Roséanne Park? Baik di atas panggung maupun di dunia nyata, gadis itu memang layak disebut bidadari. Ba...