Rosé berlari kecil mengikuti Lalisa dan Jennie yang sudah mendahuluinya kembali ke ruang tunggu. Di tangannya terselip piala yang diperoleh Blackpink karena berhasil menempati urutan pertama di Inkigayo minggu ini. Sungguh pencapaian yang luar biasa, bukan?
Jika mengingat berapa lama mereka melakukan hiatus untuk comeback kali ini--Rosé selalu merasa terharu. Beruntungnya As If It's Your Last berhasil meraih banyak penghargaan yang menjadikan hiatus mereka tidak sia-sia----Bruk!
Seseorang menabrak Rosé dari samping. Piala di tangan Rosé spontan terlepas. Entah apa yang terjadi pada piala itu. Rosé tak siap dengan tabrakan barusan. Gadis itu tak sempat melihat siapa yang menabrak. Fokusnya hanya mencari kemana piala yang dipegangnya jatuh. Aduh, kalau sampai rusak---
"Kau mencari ini? Maafkan aku,"
Rosé mengangkat pandangannya. Seseorang berdiri di hadapan Rosé dengan wajah penuh rasa bersalah.
Oh, pialanya!
Kaki Rosé segera melangkah mendekat lalu cepat-cepat mengambil piala dari tangan orang itu. Mulutnya mendesah lega, piala itu dipeluknya begitu saja, "Astaga, untungnya kau tidak rusak," Rosé berkata seakan-akan piala itu bisa menjawabnya.
Orang di hadapan Rosé hanya bisa termangu. Apakah gadis ini lebih memilih untuk berbicara pada benda mati itu daripada dengan dirinya?
"Ehmm--"
Rosé tersentak mendengar dehaman itu-- baru menyadari dunia di sekelilingnya.
"Ommo, maafkan aku, sunbaenim," Tanpa melihat wajah lelaki itu lagi, Rosé segera membungkuk penuh sesal. Haish, mengapa Rosé lupa jika dihadapannya ada seseorang?
Orang itu ikut membungkuk. Harus diakui, Ia juga bersalah. "Maafkan aku juga, aku tidak melihatmu sedang berlari tadi,"
Rosé mengangguk sambil tersenyum ramah, "Terimakasih, sunbaenim. Jika kau tidak menangkap ini, sepertinya aku akan tidur di luar dorm hari ini," ucap gadis itu polos sambil memandangi pialanya.
Suara kekehan kecil keluar dari bibir orang itu. Ternyata gadis yang sering dilihatnya ini sangat polos dan menggemaskan.
"Ya, sama-sama. Ngomong-ngomong, selamat atas kemenangan kalian,"
Rosé kembali membungkuk. "Oh, ya. Terimakasih, sunbaenim---"
"Apakah kau tidak mengenalku?" Orang itu bertanya tiba-tiba.
Rosé mengutuk dirinya sendiri. Wajah orang ini sangat tidak asing, tapi mengapa Rosé tidak mengingat namanya? Dia dari grup mana ya?
Haish, disaat seperti ini mengapa otak Rosé tidak menolong?
"M-maafkan aku, sunbaenim. Aku Park Chae Young, senang berkenalan denganmu----"
Orang itu kembali memotong. "Aku tahu siapa kau. Pertanyaanku, apakah kau tidak tahu namaku?"
Rosé menghela napas pasrah, lalu menggeleng penuh sesal. "Maafkan aku, sunbaenim--"
"Aku Jung Jaehyun. Ingat namaku ya?"
Gadis itu hanya termangu.
"..dan sepertinya kau lahir di tahun yang sama denganku. Jika kita bertemu lagi, jangan panggil aku sunbaenim ya?"
~~~
Jungkook membenahkan letak topi dan masker yang dikenakannya. Setelah dirasa cukup, Ia segera keluar dari mobil dan berjalan cepat memasuki tempat yang akan ditujunya. Sesungguhnya itu hanyalah sebuah restoran Cina yang tak terlalu terkenal di sekitar Itaewon. Sambil membuka pintu restoran itu, Jungkook tersenyum kecil melihat ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tournesol
Fanfiction- rosekook fanfiction - ps : this is an ongoing story, so dont forget to save this on ur library! <3 Siapa sih yang bisa menangkal pesona seorang Roséanne Park? Baik di atas panggung maupun di dunia nyata, gadis itu memang layak disebut bidadari. Ba...