-update 31 Desember 2021 (Pt. 55,56,57,58)
~~~
it sucks when u know that u need to let go, but u cant, because u r still waiting for the impossible to happen.
~~~
"Chae Young-ah? Kau baik-baik saja?"
Jisoo menempelkan telinganya ke pintu kamar Rosé, berharap sesuatu terdengar dari dalam sana. Beberapa detik kemudian, Ia menarik diri, lalu kembali mengetuk pintu itu.
"Chaeng? Keluarlah. Kau tidak lapar?"
Sunyi.
Tidak ada balasan dari dalam sana.
"Chae Young-ah? Kau mau ikut kami makan tidak?"
Jisoo menghela napas panjang lalu menatap pintu kamar itu. Kemudian Ia menoleh ke belakang--segera menggeleng kepada dua orang gadis yang sedang berhimpitan satu sama lain, menantikan dengan wajah khawatir.
"Dia benar-benar mengunci kamarnya, Lisa-ya?" tanya Jisoo.
Lisa berdecak, "Kalau aku tahu itu tidak dikunci, untuk apa sejak tadi kita memanggilnya dari luar?"
Jennie memukul Lisa pelan, "Kau juga, mengapa tidak mencegah Chae Young? Mengapa kau menurut saja ketika Ia memintamu keluar dari kamarnya?"
Lisa berkacak pinggang, "Kau tidak lihat bagaimana wajahnya tadi, unnie? Bagaimana bisa aku melarang seseorang yang sedang patah hati? Kupikir jika Ia sendirian di kamar suasana hatinya akan membaik,"
"Seharusnya kau tidak membiarkannya mengunci pintu-----,"
"Sudahlah," Jisoo segera menengahi, "Lebih baik kita tunggu setengah jam lagi,"
Jennie menatap Jisoo khawatir, "Tapi tidak ada suara apapun dari dalam sana, unnie. Bagaimana jika sesuatu terjadi?"
Jisoo terdiam sejenak, kemudian segera menyentuh lengan Jennie, "Tunggu saja dulu. Jika setengah jam lagi masih tidak terdengar apa-apa---," perkataan Jisoo menggantung, Ia pun tidak tahu harus mengatakan apa.
"...Ah, ottoke, Chae Young-ah...,"
~~~
Tidak biasanya ruangan itu sesunyi ini. Keceriaan dan keramaian selalu memenuhi tempat itu. Tapi kali ini, ada masalah serius yang perlu diselesaikan. Masalah yang jika tidak diselesaikan sekarang mungkin akan menjadi bumerang di masa depan.
Namjoon menyentuh dadanya sekilas, berharap debaran jantungnya tidak terdengar sampai ke telinga orang-orang yang hadir disana. Ia benar-benar gugup. Rasa tanggung jawabnya sebagai leader-lah yang membuatnya merasa setakut ini.
Kemudian lelaki itu melirik Jungkook sejenak. Adiknya itu tak henti menunduk, hanya menatap lantai dengan nanar, bahkan lirikan tajam Bang PD tak membuatnya takut sama sekali.
"Ya, Jungkook-ah,"
Astaga.
Namjoon otomatis menegang ketika mendengar suara Bang PD untuk pertama kali.
"Kau pikir aku memanggilmu hanya untuk diam-diaman seperti ini? Kau pikir ini tempat untuk melamun, huh?"
Namjoon menelan ludahnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tournesol
Fanfiction- rosekook fanfiction - ps : this is an ongoing story, so dont forget to save this on ur library! <3 Siapa sih yang bisa menangkal pesona seorang Roséanne Park? Baik di atas panggung maupun di dunia nyata, gadis itu memang layak disebut bidadari. Ba...