43 - moral value

871 170 23
                                    

ps : jangan sampe ketinggalan part sebelumnya ya! ini update ke dua aku malem ini hehe. happy reading! <3

~~~

"Sejak kapan gadis polos macam Rosé berpacaran? Kukira bocah itu takut dengan lelaki,"

Entah sudah berapa kali Junhoe bertanya, Lisa hanya bisa berdecak kesal, lalu berusaha sabar menjawab sejelas-jelasnya supaya lelaki itu diam. Tapi, sampai sekarang pun, Junhoe masih saja menanyakan hubungan Rosé dengan Jungkook--kepo sekali seperti penggosip, sampai rasanya Lisa ingin menimpuk lelaki satu itu.

"Kau pikir sampai kiamat Rosé tidak akan memiliki pacar? Apa kau tidak tahu berapa banyak lelaki yang sudah mendekatinya? Wajar saja jika Rosé memilih satu, bagaimana jika tidak? Aku juga akan kelimpungan jika menjadi gadis itu," balas Lisa.

Junhoe meletakkan jarinya di dagu, mengetuknya pelan,

"Mengapa Ia tidak mencari lelaki di YG saja sih? Bukankah akan lebih aman?"

Lisa menjawab sewot, "Bagaimana bisa memaksakan diri untuk menyukai seseorang? Jika Rosé sudah menyukai Jungkook, apa yang bisa kita lakukan?"

"Tapi tetap saja," Junhoe tak mau kalah, "Kalian belum genap dua tahun debut, bagaimana jika ada skandal? Bukankah Rosé yang akan kena akibatnya----"

Chanwoo menghela napas, lalu angkat bicara, "Tidak usah berbelit-belit, hyung. Kau tidak terima Rosé sudah memiliki pacar, bukan?"

Junhoe memelotot, "Y-ya! A-apa maksudmu? Tentu saja tidak!"

"Sudah kuduga," Jennie menggeleng-geleng, "Ada yang aneh darimu, Junhoe-ya,"

Junhoe bertanya menantang, "Wae? wae?"

Lisa berdecak-decak, lalu matanya menyipit menatap Junhoe,

"Kau juga menyukai Rosé ya? Sudahlah, akui saja---"

"Y-ya! Jangan bicara sembarangan! B-bagaimana bisa aku menyukai gadis itu?" balas Junhoe sambil memelotot.

Jisoo terkekeh, lalu menepuk pundak lelaki itu. Bibirnya bergerak mendekat membisiki Junhoe, "Reaksimu sekarang sudah membuktikan itu, Junhoe-ya,"

"Ya! Nuna! Ini tidak seperti yang kau bayangkan," Junhoe masih saja mengelak.

Tiba-tiba lelaki itu berdiri, lalu memberesi bawaannya, "Sudahlah, aku akan di bully jika berlama-lama disini. Lebih baik aku kembali,"

Lisa tertawa meledek, "Ya sudah, pergilah sana. Kami akan menggosipimu jika kau sudah pergi,"

Junhoe mendelik sebal. Mengapa mereka menyebalkan sekali sih?

"Terserahlah. Aku duluan," Junhoe pamit sambil melambaikan tangan malas, berjalan meninggalkan meja itu dengan langkah diseret-seret. Suara lelaki itu terdengar ogah-ogahan ketika pemilik restoran menyapanya di pintu keluar.

Begitu sosok Junhoe tidak terlihat, Jennie menepukkan tangannya, meminta perhatian seisi meja.

"Jadi, benarkah Junhoe menyukai Rosé? Sejak kapan?"

~~~

Selama dua puluh satu tahun hidup di dunia, Rosé jarang sekali merasa segugup ini. Yang pertama adalah ketika Ia audisi YG di Australia, yang kedua adalah saat berada di atas panggung debut, dan yang terakhir adalah sekarang--saat ini.

Seseorang coba tolong beritahu Rosé, bagaimana caranya agar tidak panik?

Di kepala Rosé sudah berseliweran pikiran-pikiran negatif, bagaimana jika managernya tak sengaja melihat ponsel Rosé lalu memeriksanya? Ia bahkan belum sempat 'membersihkan' isinya, lalu..apa yang akan terjadi jika----

TournesolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang