"Bagaimana penampilanku, unnie?"
Jennie yang juga sedang memberi sentuhan terakhir pada tampilannya - menoleh, kemudian memperhatikan Rosé sejenak. Gadis berambut panjang itu tampak tak nyaman dengan penampilannya, Jennie segera memegang pundak Rosé lalu menatapnya lurus,
"Ada apa dengan wajahmu? Penampilanmu sudah sempurna. Tersenyumlah,"
Perkataan Jennie sedikit meringankan perasaan tak nyaman Rosé. Ia tersenyum kecil, memandang pakaiannya dari atas ke bawah, lalu menghembuskan napas panjang. Ya, Ia tidak boleh insecure hanya karena wardrobenya hari ini. Stylist unnie sudah bekerja dengan keras. Hanya karena Rosé tak menyukai bajunya kali ini, Ia tak boleh membuat hasil kerja staff YG sia-sia.
Tak lama, mobil yang Blackpink naiki berhenti tepat di depan gedung yang digunakan untuk acara award hari ini. Para bodyguard bersiap, orang-orang berkamera dan para penggemar yang hadir telah memenuhi area red carpet itu. Bisa dilihat ketika member Blackpink turun dari mobil, kilatan dari flash kamera sudah menghujani mereka. Padahal mereka belum sempat berjalan menuju ke area foto.
"Sepertinya aku tahu mengapa kau begitu peduli dengan penampilanmu hari ini," sambil berjalan, tiba-tiba Lalisa berbisik kepada Rosé.
Rosé melirik Lisa dan memasang raut wajah tak mengerti. "Wae?" mulutnya bergerak tanpa mengeluarkan suara.
Seakan menjawab pertanyaan Rosé, ketika gadis itu menoleh ke arah area berfoto para artis - tampaklah segerombol lelaki dengan jasnya sedang sibuk bergaya didepan para fotografer. Jantung Rosé berdegup kencang. Matanya sudah otomatis menangkap kehadiran seseorang disana.
Kaki Rosé seperti tidak bisa digerakan. Beruntung, Lalisa menarik tangannya sehingga Rosé segera tersadar dan terus berjalan.
"Yang jelas kami mengucapkan terimakasih atas dukungannya sehingga kami bisa kembali mendapat nominasi di acara ini. Kamsahamnida,"
Astaga. Mengapa harus lelaki itu yang berbicara? Rosé menegang di tempatnya.
"Ne, kamsahamnida, EXO. Berikutnya, Blackpink!"
Ketiga member Blackpink langsung berjalan ke area berfoto dan wawancara itu, sedangkan Rosé masih membeku di tempatnya. Untungnya Lalisa (lagi-lagi) peka dan menarik Rosé agar segera berjalan. Seperti orang linglung, Rosé berjalan ke tempat itu, bahkan ketika para fotografer sibuk mengarahkan mereka untuk menoleh ke kamera - Rosé beberapa kali salah mengerti arahannya. Ia sungguh terlihat seperti seseorang yang baru saja berdiri di red carpet. Memalukan.
Setelah sesi berfoto selesai, Rosé pikir semuanya sudah berakhir. Tanpa pikir panjang Ia segera melangkah pergi. Namun lagi-lagi gadis itu salah. Seorang presenter tampak mendekat - langsung menyodorkan mic kepada mereka, dan mau tak mau Rosé lah yang jadi korban.
Rosé menelan ludahnya sejenak. Apa yang harus Ia katakan?
~~~
"Ne, kamsahamnida, EXO. Berikutnya, Blackpink!"
Seruan dari sang pengarah membuat Chanyeol terdiam. Untung nalurinya masih bekerja. Ia menahan kepalanya untuk tetap mengarah ke depan, sementara kakinya berusaha bergerak meninggalkan area foto itu. Saat keadaan sudah aman, pelan-pelan Chanyeol memalingkan kepala, dan segera mendapati seseorang yang sejak beberapa hari lalu menyita seluruh pikirannya - bahkan berhasil membuatnya uring uringan beberapa hari ini.
"Mengapa Lisa dan Rosè selalu kedapatan baju yang aneh sih?"
Chanyeol menoleh lalu memberikan tatapan tajam kepada seseorang yang berbisik di sebelahnya itu. Kai tersenyum tanpa dosa, seakan yang dikatakannya barusan tidak berarti apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tournesol
Fanfiction- rosekook fanfiction - ps : this is an ongoing story, so dont forget to save this on ur library! <3 Siapa sih yang bisa menangkal pesona seorang Roséanne Park? Baik di atas panggung maupun di dunia nyata, gadis itu memang layak disebut bidadari. Ba...