"Kau sudah mengiriminya pesan?"
Dari atas ranjang, Rosé tersenyum kecil melihat Jennie datang sambil memeluk guling favoritnya. Kemudian gadis itu duduk di sebelah Rosé yang sedang berbaring.
"Sudah, unnie," jawab Rosé sambil mengangguk.
Dokter sudah pergi satu jam yang lalu setelah memeriksa Rosé. Kondisi gadis itu sudah lebih baik, walaupun masih sering melamun - Ia terlihat baik. Wajahnya juga masih pucat. Tetapi Rosé kekeuh tidak mau menidurkan diri. Karena kesadarannya sudah pulih perlahan setelah meminum obat dari Dokter, Rosé memilih untuk berbicara pada Jennie sebentar sembari mengirimkan pesan pada Jungkook. Lelaki itu pasti mencemaskannya.
Dengan badan terbungkus selimut tebal, Rosé berbaring menghadap Jennie.
"Unnie, gomawo yo,"
Jennie ikut menghadap Rosé. "Untuk apa?"
Bibir pucat Rosé melengkungkan senyum. "Semuanya,"
"Astaga, Chaeng. Aku ini unniemu. Kau tak perlu berterimakasih,"
"Tetap saja, unnie. Aku tak yakin bisa bertahan jika bukan karenamu. Kau gadis yang sangat kuat, unnie,"
Jennie memukul bahu Rosé pelan. "Sejak kapan kau mau memujiku?" lagaknya jijik. "Sudahlah, aku ingin kembali ke kamar. Tidurlah,"
Rosé melambai sejenak mengiringi kepergian gadis itu. Setelah pintu kamarnya tertutup, Rosé segera menghela napas panjang.
Jungkook ah? Apa yang sedang kau lakukan disana?
Wajah Jungkook melintas di benak Rosé. Sudah berapa hari ya Ia tidak melihat wajah lelaki itu? Entahlah. Menghitung hanya membuat Rosé semakin rindu. Ia terlalu rindu pada lelaki itu sampai rasanya Ia ingin berlari menyusul Jungkook dimanapun lelaki itu berada.
"Buka matamu lebar-lebar, Rosé ya. Kau tak sadar kan? Ada seseorang yang selalu siap menunggumu, selalu meluangkan waktu untukmu, selalu ada saat kau sedih, tak peduli Ia harus terus-terusan mengorbankan perasaannya sendiri, dan membohongi dirinya sendiri, Ia sangat menyayangimu, Rosé ya,"
Bagaimana bisa selama ini Rosé lalai? Bagaimana Rosé bisa mengabaikan hal ini?
Apakah Ia terlalu sibuk menata perasaannya pada Chanyeol sampai tak sadar ada seseorang yang selalu ada untuknya?
Apa yang harus Rosé lakukan?
Bukankah Rosé terlalu jahat pada Jungkook?
Rosé tidak sedang berusaha menyalahkan dirinya sendiri. Ia hanya sedang memikirkan langkah apa yang harus Ia ambil setelah ini.
Jungkook-ah, bagaimana jika aku melakukan ini? Apakah--kau tidak apa apa?
~~~
"Kau tidak ingin ikut kami jalan-jalan malam, Jungkook ah?"
Jungkook menggeleng cepat, lalu melambaikan tangan ke beberapa hyung nya yang nampak menunggu dari pintu kamar. Mereka baru saja selesai rehearsel satu jam yang lalu, dan sekarang sudah ingin pergi. Hobi hyung terutama. Lelaki itu tampak paling bersemangat ingin keluar. Pasti dipikirannya hanya ada belanja, belanja, dan belanja.
"Baiklah, kau ingin titip apa?" Namjoon berbaik hati bertanya.
Jungkook tersenyum senang. "Kalau kalian sempat mampir ke minimarket Korea, belikan aku susu pisang. Arraseo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tournesol
Fanfic- rosekook fanfiction - ps : this is an ongoing story, so dont forget to save this on ur library! <3 Siapa sih yang bisa menangkal pesona seorang Roséanne Park? Baik di atas panggung maupun di dunia nyata, gadis itu memang layak disebut bidadari. Ba...