Rasanya badan Rosé bisa remuk sekarang juga. Ranjang, dimana kau berada? Rosé hanya ingin membaringkan tubuhnya. Tak peduli wajahnya kotor, belum mandi--Ia hanya ingin beristirahat.
Bayangkan saja, setelah seharian berlatih, ada sesi recording, dan melakukan pemotretan, jam sepuluh malam tadi--saat mereka baru saja ingin kembali ke dorm, direktur YG memanggil mereka untuk rapat. Ya, rapat. Benar-benar rapat. Tak kaget sih dengan agenda rapat yang selarut itu. Tapi mengapa harus saat itu juga?
"Kau tidak mau membersihkan diri dulu, Chaeng?"
Sambil memejamkan mata, Rosé menjawab pertanyaan Jisoo, "Entahlah, unnie. Apakah tidak membersihkan wajah sekali akan langsung membuat jerawat timbul?"
Jisoo terkekeh geli melihat posisi Rosé sekarang. Gadis itu persis seseorang yang sudah tidak kuat menahan beban tubuhnya. Jangankan tubuhnya. Rosé terlihat seperti tidak kuat menyangga bulu di kelopak matanya. Lihatlah, matanya benar-benar sudah tertutup, sepertinya kesadarannya tinggal lima belas persen.
"Satu jerawat tidak akan membuatmu jelek," canda Jisoo.
Tiba-tiba gadis itu teringat sesuatu, "Oh, iya, Chaeng. Kau tadi memintaku untuk mengingatkanmu,"
"Mengingatkan apa?" tanya Rosé dengan sisa kesadarannya.
Jisoo menjawab santai, "Ponselmu. Daya baterai ponselmu habis, bukan? Lebih baik kau melihatnya sekarang. Siapa tahu ada yang menghubung-----"
"ASTAGA!"
Rosé turun dari ranjangnya lalu segera mencari tasnya. Dimana tas Rosé? Ah, itu. Ia segera merogoh tas itu, lalu mengambil ponsel dan pengisi dayanya.
Shit, benar-benar nol persen. Rosé tidak akan bisa melakukan apapun dengan daya baterai sedikit itu.
Semua gerak-gerik Rosé diawasi oleh Jisoo. Sebagai unnie, Ia tahu betapa cerobohnya Rosé. Bagaimana jika dalam keadaan mengantuk itu Ia tersetrum saat sedang mencolok kabel ponselnya? Seram, bukan?
"Sudah?" tanya Jisoo setelah melihat Rosé terdiam dengan tangan menggenggam ponsel yang sudah tersambung dengan kabel.
Rosé mengangguk, "Sudah, unnie. Kembalilah ke kamarmu. Gomawo,"
Jisoo mengacungkan jempol. "Baiklah. Jika sudah selesai, tidurlah. Jam delapan pagi kita harus sudah siap ke YG. Ingat kan?"
Rosé menghembuskan napas pasrah. Ia bahkan belum tidur, dan di kepalanya sudah ada tumpukan jadwal kegiatan yang akan dilakukan oleh mereka di esok--oh bahkan bukan besok. Di hari ini.
"Ne, unnie,"
Begitu Jisoo pergi, Rosé segera menghidupkan ponselnya. Semua notifikasi sejak sore tadi langsung memenuhi ponselnya.
Mata Rosé melebar melihat pesan yang dikirim oleh kekasihnya. Ada beberapa panggilan tak terjawab juga. Astaga. Jungkook pasti menunggu kabar darinya.
Jemari Rosé segera mengetikkan pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tournesol
Fanfiction- rosekook fanfiction - ps : this is an ongoing story, so dont forget to save this on ur library! <3 Siapa sih yang bisa menangkal pesona seorang Roséanne Park? Baik di atas panggung maupun di dunia nyata, gadis itu memang layak disebut bidadari. Ba...