Setelah sekian lama, mereka semua akhirnya sampai di tempat tujuan, yaitu tempat mereka berkemah.
"Aķhirnya kita sampai juga ya, Brandon!" sahut Donia yang melihat keluar jendela bus.
Brandon tidak menoleh ke arah Donia, dan dia tidak mendengar ucapan donia karena dia asik dengan musiknya, yang sekarang sedang memakai headset di kedua telinganya.
Setelah Donia melihat keluar jendela, Donia menoleh ke arah Brandon. Dia sangat kesal, karena Brandon tidak mendengar ucapan Donia.
Donia menepuk bahu Brandon, Brandon pun menoleh dan melepaskan satu headset dari telinga, "Kenapa?"
"Udah sampai," jawab Donia.
"Iya terus?" tanya Brandon. Brandon tidak peduli kalau busnya sudah sampai. Karena bagi Brandon, dia tidak akan turun jika belum ada aba-aba dari guru atau pembinanya.
"Ya, ayok turun!" ajak Donia. Tetapi, Brandon kembali memasang satu headset yang tadi dia lepas dan mendiamkan ajakan Donia.
Donia mendorong Brandon untuk segera bangun dari bangkunya. Namun, Donia tidak kuat mendorong Brandon. Alhasilnya Donia menyerah.
"Belum ada aba-aba dari guru, jadi duduklah kembali!" sahut Brandon yang sedang memejamkan mata sambil melipat kedua tangannya.
"Oke," jawab Donia pasrah. Donia segera mengambil handphone di saku dan memainkan handphone miliknya.
Di tempat bangku lain, Ryan sedang memakan cemilan yang dia bawa. Namun, dengan cepatnya. Aurel mengambil cemilannya dari tangan Ryan.
"Bagi ya, Ryan!" ucap Aurel sambil mengambil cemilannya dari bungkusannya.
Ryan melirik sinis ke arah Aurel yang terlihat sedang mengunyah cemilan yang dia bawa. "Ambil lah, kalau perlu gak usah di balikin."
Aurel terlihat tampak senang. "Benarkah?"
"Tentu," jawab Ryan.
"Karena aku tidak sudi dan tidak akan mau mengambilnya lagi jika sudah dipegang kau," sambung Ryan lagi.
Cletak...
Ucapan Ryan berhasil membuat Aurel sakit hati. "Hei! Emangnya kenapa jika aku sudah megang cemilanmu?"
"Karena aku tidak suka denganmu, jadi kau ambilah!" jawab Ryan. Aurel tidak peduli lagi. Karena bagi Aurel, dia sudah mendapatkan cemilan dari Ryan.
Arvin, kekasih Aurel hanya melihat tingkah kekasihnya. Betapa memalukan Aurel terhadap Ryan.
Arvin menoleh ke arah Aurel. "Ngapain kau ambil punya Ryan?"
"Aku lapar! Sementara, cemilanku ada ditas! Kan tasku ditaro dibus," jawab Aurel sambil makan cemilan yang dia ambil dari Ryan. Lalu di belakang Arvin dan Aurel. Rangel melihat Aurel sedang makan cemilan dan dia berniat meminta cemilan itu kepada Aurel.
"Aurel, bagi dong cemilannya!" sahut Rangel.
Aurel menoleh ke arah Rangel dan dia menyetujui ucapan Rangel, Aurel segera memberi cemilan itu kepada Rangel. "Ini! Tapi sedikit saja ya."
"Dih, banyakan lagi lah! Aku lapar tau!" jawab Rangel yang menerima cemilan dari Aurel. Aurel hanya pasrah jadi dia mengangguk saja.
"Yaudah, iya!" balas Aurel.
Ryan melihat aksi Aurel dan Rangel yang berebutan cemilan miliknya dan sekarang sudah menjadi milik Aurel. Ryan sungguh kesal dengan Aurel, "Sialan kau Aurel."
Bersambungg...
Jangan lupa vote dan koment ya! Share ke teman-teman juga buat baca cerita ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandon
RomanceBrandon, seorang cowok yang tak pernah tertarik pada cewek, selalu menganggap mereka ribet, cengeng, dan menjijikkan. Namun, pandangannya berubah ketika dia bertemu Donia, gadis tangguh yang memiliki sisi manja dan pemberani. Meski Donia seorang ind...