|| 43. Adek Kesayangan ||

587 115 28
                                    

Rara mulai malu melihat tingkah kekasihnya. Dia berniat membawa Ryan pulang ke rumah. Dari pada harus membuat malu di hadapan semua orang yang berada di ruangan Donia.

"Ryan, ayok kita pulang!" ajak Rara kepada Ryan. Rara menghampiri Ryan dan menarik Ryan keluar sambil pamit kepada semua orang yang berada di ruangan terutama ke Donia.

"Donia, aku sama Ryan pulang dulu ya! Semoga cepat sembuh!" sahut Rara. Donia hanya tersenyum ke arah Rara. Rara segera membuka pintu dan keluar dari ruangan.

Ryan dan Rara sudah pulang terlebih dahulu. Dan di dalam ruangan tersisa. Daniel, Arvin, Aurel, dan Brandon.

Daniel mendekati Donia yang sedang terbaring di kasur. Dan duduk dikasur Donia. Seketika pintunya terbuka dan menampak seorang suster membawa makanan ke ruang Donia.

"Permisi, nona Donia! Saya membawakan makanan," ujar suster itu sambil mendorong makanannya mendekat ke arah Daniel.

"Terima kasih, suster!" jawab Daniel sambil mengambil dorongan yang berisi makanan. Lalu suster itu pergi keluar dari ruangan dan Daniel mengambil piringnya dan menyuapkan kepada adik kesayangannya.

Donia menolak, dia tidak mau makan-makanan rumah sakit. Karena, bagi Donia. Makanan rumah sakit tidak enak.

"Tidak mau! Aku tidak mau makan!" nolak Donia sambil menutup mulutnya dengan tangan kanan.

"Ayolah makan! Biar cepat sembuh!" ujar Daniel sambil menyodori sendok yang berisi makanan ke mulut Donia. Namun, Donia mengalangi mulut dengan tangan kanannya.

"Tidak, aku mau makan yang lain saja!" balas Donia.

"Mau makan apa?" tanya Daniel dengan nada lembut.

"Aku lagi mau seafood," jawab Donia semangat.

"Tidak boleh, kamu kan lagi sakit!" balas Daniel.

"Ya elah, aku lagi pengen tahu, bang!" cemberut Donia. Donia sangat ingin sekali makan seafood. Namun, Daniel tidak memperbolehkan Donia makan seafood, karena lagi sakit.

Saat ini, Donia sedang memasang wajah cemberut kepada Daniel. Dan ya, Daniel memperbolehkan Donia makan seafood.

"Oke, aku akan membelikannya!" jawab Daniel pasrah melihat wajah Donia cemberut. Dan Donia kembali memasang wajah ceria.

"Benarkah? Asikk, makasih abang!" balas Donia girang sambil memeluk Daniel. Daniel menaruh lagi piringnya ditempat semula. Dan dia bangun dari kasur Donia.

"Abang, beli makanannya dulu ya!" ucap Daniel sambil mengusap-usap kepala Donia dengan lembut. Lalu Daniel tersenyum ke arah Donia dan Donia kembali tersenyum kepada Daniel.

"Jangan, biarkan aku saja yang beli!" sahut Brandon kepada kedua kakak beradik itu. Daniel dan Donia menoleh ke arah Brandon.

Brandon melangkah menuju pintu dan dia seketika berhenti akibat Daniel memanggilnya.

"Brandon," panggil Daniel. Brandon berhenti melangkah dan menoleh ke belakang tanpa berbicara sedikitpun.

"Sini," pinta Daniel. Tanpa berkata sedikitpun, Brandon menghampiri Daniel. Dan Daniel mengambil kursi yang berada di dekatnya dan meletakkannya di samping kasur Donia.


Bersambungg....

BrandonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang