|| 27. Mencari Kesempatan ||

798 145 122
                                    

Sekarang Brandon sudah mendapatkan ice cream di tangannya. Dia menggegam sekantong plastik di tangan kanannya. Dia segera menghampiri Donia dan memanggil nama gadis itu.

"Donia," panggil Brandon dari jauh.

Donia yang sedang asik mengobrol dengan Rara menengok ke arah Brandon yang sedang memanggil dirinya. Dia segera pamit kepada Rara untuk menghampiri Brandon.

"Rara, aku di panggil sama Brandon! Aku pergi menghampirinya dulu ya!" sahut Donia kepada Rara. Rara hanya mengangguk mengerti. Lalu Donia segera menghampiri Brandon.

"Ada apa, Brandon?" tanya Donia yang sudah berada di hadapan Brandon. Brandon langsung memperlihatkan sekantung plastik yang berisi ice cream.

Mata Donia berbinar-binar menatap sekantung plastik yang berisi ice cream di tangan Brandon yang sedang tersenyum tipis kepada Donia.

"Apa ini buatku?" tanya Donia yang menatap Brandon.

"Hm," deham Brandon.

"Ternyata kamu bisa menepati janjinya ya!" ucap Donia. Brandon hanya terkekeh mendengar ucapan Donia. Bagaimana bisa dia berbicara seperti itu kepada Brandon.

"Tentu saja, aku ini orang yang tepati janji!" jawab Brandon. Donia hanya mengangguk, lalu dia mengulurkan kedua tangannya agar Brandon memberi ice cream tersebut kepada dirinya.

Brandon menatap datar tangan Donia yang sedang mengulurkan tangannya kepada dirinya. Brandon langsung menyembunyikan kantung plastik yang dia pegang di balik punggungnya.

Donia mendengus kesal, bukannya Brandon memberi kantung plastik itu, tapi malah di sembunyikan di balik punggungnya.

"Ucapannya terimakasihnya?" tanya Brandon dingin.

"Oh, iya! Terima kasih ya, Brandon!" ucap Donia yang berterima kasih kepada Brandon.

Brandon tidak menerima ucapan Donia, dia malah mengisyaratkan kepada Donia untuk mencium pipi kanan Brandon.

"Tidak, aku tidak mau kalau harus mencium pipi kananmu!" jawab Donia yang tahu syarat berterima kasihnya.

"Yaudah kalau gak mau, aku akan memakannya!" balas Brandon. Donia tersentak, bagaimana bisa ice cream yang ada di tangannya buat dia. Bukannya ice cream itu buat Dirinya ya.

"Kok jadi kamu ya makan?"

"Kan kamu gak mau," jawab Brandon dingin.

"Cih, siapa bilang! Aku mau kok, tapi aku gak mau kalau harus mencium pipi kananmu!" balas Donia dengan kesal. Bagaimana bisa, Donia harus mencium pipi kanannya itu kalau mau diberikan ice cream nya.

"Yaudah, berarti aku yang makan!" jawab Brandon. Donia semakin kesal, dia akhirnya terpaksa mencium pipi kanan Brandon. Dia langsung mencium pipi kanan Brandon dengan cepat.

"Terima kasih," ucap Donia yang setelah mencium pipi kanan Brandon. Lalu dia mengulurkan tangannya lagi agar Brandon memberi kantung plastik tersebut.

Brandon masih saja belum mengasih kantung plastik tersebut. Dia terus menatap gadis di hadapannya. Donia merasa kesal, mengapa Brandon belum mengasih ice cream itu kepada dirinya.

"Mana ice cream nya, Brandon!" rengek Donia yang takut ice cream nya mencair.

Brandon menyeringai. "Kau belum mencium yang ini!" Sambil menunjuk telunjuknya ke arah bibir Brandon.

Donia tersentak, dia kaget sekali. "Apa? Kalau gitu gak jadi deh ice cream nya."

Bersambung...

BrandonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang