Chapter 76

348 53 11
                                    

Saat Donia dan Raras samperin Ryan. Ponsel Ryan sudah diperbaiki dan kini ponselnya sudah ditangan Ryan sendiri buat ngecheck.

Saat mengecheck ponselnya yang baru dikasih. Ryan berkata, "Bang, ini datanya ga ilang kan?" dengan wajah panik dan takut sekali jika datanya ilang.

"Engga kok, aman udah sama saya."

"Saya check dulu ya."

Saat mengecheck, Ryan langsung membuka aplikasi whatsapp dan chat dari seseorang masih ada ternyata belum hilang.

Ryan sangat senang jika datanya atau pesan dari seseorang itu gak ilang. Karena dia penasaran banget siapa seseorang itu.

Donia dan Raras hanya memperhatiin Ryan saja tanpa bersuara apapun. Takut ke ganggu saja makanya mereka berdua terdiam.

"Bang, bener gak hilang datanya."

"Jadi berapa bang totalnya?"

"200 ribu saja, dek!"

"Murah sekali ya," jawab Ryan sambil mengeluarkan dompet dari kantung celana dan mengeluarkan uang seratus ribu dua lembar. Lalu langsung kasih ke abangnya.

"Nih, bang!" Ryan langsung mengasih dan uangnya diterima oleh abangnya.

"Makasih ya, dek."

Ryan langsung memasuki dompet lagi ke kantung celana kanannya dan memasuki ponselnya juga. Lalu Ryan menoleh ke arah Donia dan Raras.

"Udah selesai?" tanya Donia kepada Ryan tentang ponselnya.

"Udah, ternyata ga parah banget ponselnya mati," jawab Ryan.

"Sayang, mau makan! Donia udah laper juga," sahut Raras disela-sela Ryan dan Donia ngobrol berdua.

"Oh yaudah, ayok makan deh!" ajak Ryan kepada kedua gadisnya.

Mereka bertiga pergi ke tempat sushi, tempat favorite mereka semua. Biasanya bareng Arvin, Brandon dan Aurel. Namun, sekarang hanya Raras, Donia dan Ryan saja.

Saat ditempat sushi dan makanannya sudah dihidangi diatas meja. Mereka makan sambil ngobrol bareng.

Posisi duduknya Donia disamping Raras dan Ryan duduk sendiri saja karena dia cowo sendiri. Lebih baik dia mengalah.

Raras mengambil sushi pakai sumpit sambil berkata, "Sayang. Brandon kemana sih? Kasian Donia." Lalu Raras memakan sushi yang diambil tadi.

Donia dan Ryan yang lagi makan terkejut mendengar ucapan Raras. Donia pun menjawab, "Kok kasian sama aku? Aku gapapa kok!"

Ryan dan Raras menoleh barengan ke arah Donia. Ryan hanya tersenyum saja berbeda dengan Raras. Raras memasang wajah ditekuk sedih melihat sahabatnya ditekuk juga.

"Gapapa gimana? Brandon habis nyatain perasaannya masa ngilang." Raras langsung menoleh ke arah Ryan dan menunjuk sumpitnya ke arah Ryan sambil berkata, "Kamu pasti tau kan rencana Brandon?"

Ryan menggelengkan kepala saja. Karena dia sama sekali gak tau, Arvin apalagi juga ga tau kemana Brandon berada.

"Ga tau, sumpah deh!" Sambil mengacungkan dua jari dan cengir karena emang benar-benar tidak tahu sama sekali

"Terus dia kemana? Masa seenaknya aja nyatain perasaan gitu aja lalu ditinggal pergi," jawab Raras yang membela Donia.

"Udah Don, mending kamu lupain Brandon dan fokus aja deh sama cita-cita sekarang yaa!" sambung Raras lagi buat semangati Donia. Donia hanya tersenyum saja dari tadi.

Setelah makan, mereka langsung pulang. Ryan mengantarkan Donia terlebih dahulu baru pacarnya.

Setelah mengantarkan kedua gadis tersebut, Ryan pulang ke rumah dan langsung pergi ke kamar. Saat berada dikamar, dia duduk dipinggiran kasur dan mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi whatsapp lagi untuk membalas pesan seseorang tersebut.

 Saat berada dikamar, dia duduk dipinggiran kasur dan mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi whatsapp lagi untuk membalas pesan seseorang tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryan pun langsung simpan kontak Brandon yang baru, setelah menyimpan nomer sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ryan pun langsung simpan kontak Brandon yang baru, setelah menyimpan nomer sahabatnya. Dia berjanji kepada diri sendiri untuk tidak membuka rahasia Brandon keluar negeri.

Setelah menyimpan, dia langsung melempar ponselnya ke kasur dan Ryan langsung melempar tubuhnya ke belakang yang tepatnya dikasur.

Ryan terus menatap atas kamarnya sambil merenung sebentar dan berkata, "Gw tunggu lo pulang, Brandon. Semoga lo baik-baik saja disana." Ryan langsung menutup mata dan memejamkan mata untuk tidur.

Bersambungggg....

BrandonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang