Brandon memukul Rangel dengan satu tangan. Dia sudah kehabisan emosi dengan Rangel. Jadi mau tidak mau Brandon memukul Rangel.
"HEI, BERANI SEKALI KAMU MEMUKUL WANITA!" pekik Rangel. Dia kaget sekali dengan reaksi Brandon.
"Kan sudahku bilang, aku gak akan segan-segan memukulmu. Walaupun dirimu wanita. Tapi, kamu malah membuatku ingin memukul dirimu," jawab Brandon kesal. Dia sebenarnya gak mau memukul Rangel. Tapi, karena mulutnya itu yang membuat Brandon kesal dengan Rangel.
"Udah, Brandon! Tahan emosimu!" ujar Daniel yang membujuk Brandon untuk tidak memukul Rangel lagi.
"Aku akan memberikan hukuman ringan terhadapmu!"
"Kamu pilih! Pertama, kamu harus meminta maaf kepada Donia dan mengakui kalau dirimu itulah penyebab Donia terluka dihadapan semua orang! Bahkan ke wartawan juga," ujar Daniel.
"Ini pasti, wartawan tahu tentang Donia hilang, karena dia itu anak perempuan dari keluarga Razifa!" sambung Daniel lagi. Dia memberi peringatan kepada Rangel.
"Aku gak mau keduanya!" tolak Rangel.
"Oke, kalau begitu! Kamu pilih yang kedua! Karena aku belum menyebutkan hukuman yang kedua!" Daniel terkekeh, dia senang jika dia mengerjai seseorang.
"Karena kamu pilih yang kedua, kamu bakal dibawa oleh mereka ke polisi!" sambung Daniel lagi sambil menunjukkan ke anah buahnya.
"Bawa dia ke polisi! Dan penjara kan dia!" pinta Daniel kepada para bodyguard.
Rangel menggelengkan kepala. Dia tidak mau kalau masuk penjara. "Tidak, aku tidak mau masuk penjara!"
Rangel menoleh panik ke arah Aurel, matanya penuh harap. "Aurel, tolongin aku! Aku gak mau masuk penjara! Dan aku juga gak mau dihukum seperti dia!" suaranya bergetar, mencoba membujuk dengan segenap kekuatan yang tersisa. Dia tahu hanya Aurel yang bisa membantunya keluar dari situasi ini.
Namun, sebelum Aurel sempat merespons, Arvin melangkah cepat, menghadang di depan Aurel. "Jangan, Aurel!" tegasnya, suara penuh peringatan, seolah ingin melindungi Aurel dari terjebak dalam situasi yang lebih rumit. "Jangan terpengaruh sama dia," lanjutnya, memelototi Rangel dengan tajam.
Rangel mendelik ke arah Arvin, merasa terganggu oleh campur tangan itu. "Apa sih, jangan ikut campur deh!" ujarnya dengan nada marah, mencoba menyingkirkan Arvin dari percakapan yang menurutnya hanya antara dia dan Aurel.
Arvin tidak mundur. Sebaliknya, dia membalas dengan suara keras dan tegas. "Aku ini kekasihnya Aurel! Jadi, aku berhak ikut campur," katanya, menegaskan posisinya dengan penuh keyakinan.
Rangel tertawa sinis, wajahnya berubah songong. "Yaelah, baru juga kekasih! Belum jadi suami kan?" ejeknya dengan nada merendahkan, berusaha memancing emosi Arvin.
Meskipun darahnya sudah mendidih, Arvin menahan diri. Dia tahu, jika emosi mengambil alih, situasi ini bisa berakhir lebih buruk. Wajahnya menegang, tapi dia tetap tenang, mengingatkan dirinya untuk tidak kehilangan kendali.
Rangel kembali beralih ke Aurel, suaranya kini berubah memohon. "Aurel, bantuin aku!" pintanya, berharap masih ada secercah rasa persahabatan yang bisa menyelamatkannya.
Namun, jawaban Aurel datang dengan dingin dan tegas. "Tidak, aku tidak mau membantumu!" katanya, tanpa sedikit pun rasa ragu. Hubungan mereka sudah hancur, dan Aurel tak lagi sudi terlibat dengan Rangel yang telah menyakiti Donia.
Rangel terkejut. "Loh, kenapa? Aku ini temanmu, Aurel!" serunya, masih tak percaya dengan sikap Aurel yang begitu dingin. Dia benar-benar tak menyangka bahwa sahabatnya sendiri akan berbalik melawannya.
Aurel menggeleng, menatap Rangel dengan pandangan yang penuh kecewa. "Teman? Kamu bilang kita teman?" Aurel menekankan kata-katanya, suaranya penuh kebencian.
"Jangan ngaku-ngaku jadi temanku deh! Mulai sekarang, Donia adalah temanku!" lanjut Aurel, tegas dan tak ada keraguan dalam suaranya. Dia telah memilih jalannya, dan jalan itu tak lagi melibatkan Rangel.
Rangel hanya bisa terpaku, tak bisa berkata apa-apa. Pertemanan yang dulu begitu erat kini hancur di depan matanya, dan tak ada yang bisa dia lakukan untuk memperbaikinya. Karena Rangel telah melukai Donia. Jadi Aurel tak sudi berteman lagi dengan Rangel.
Bersambungg...
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandon
RomanceBrandon, seorang cowok yang tak pernah tertarik pada cewek, selalu menganggap mereka ribet, cengeng, dan menjijikkan. Namun, pandangannya berubah ketika dia bertemu Donia, gadis tangguh yang memiliki sisi manja dan pemberani. Meski Donia seorang ind...