|| 51. Janji ||

406 71 4
                                    

Brandon terdiam. Apakah dia harus bilang kepada Daniel atau jangan. Dan ya, Brandon akhirnya bilang kepada Daniel kalau dirinya mau pergi selama-lamanya.

"Hm, Brandon mau pergi ke singapure, dan itu gak pulang-pulang," balas Brandon lesuh.

"Gak pulang-pulang? Maksudnya tinggal di Singapure selama-lamanya?"

Brandon yang masih menunduk langsung mengganggukkan kepala. Lalu beberapa menit kemudian. Brandon mengangkat wajah ke arah Daniel.

"Tapi, tolong! Jangan beritahu Donia tentang ini!"

Daniel paham dengan Brandon. Lalu dia mengangguk setuju dan menjawab. "Benar tidak akan pulang? Padahal sepertinya Donia menyukaimu!"

Brandon tersentak dan melihat ke hadapan Daniel. "Apakah itu benar?" Brandon masih tidak percaya dengan ucapan Daniel. Karena dirinya benar-benar tidak kalau Donia memang menyukai Brandon.

"Tentu saja! Aku ini, Abangnya!"

"Besok di sekolah, aku ingin menembaknya di depan semua orang!" jawab Brandon.

"Terus, kalian jadian?"

"Tidak, aku hanya menyatakan saja. Kalau aku jadian dengan Donia, aku takut dia tidak akan kuat dengan hubunganku ini. Apalagi aku pergi ke singapure bersama teman perempuan ayah!"

"Tapi, tenang saja. Walaupun aku bersama dengan wanita lain, aku hanya menyukai Donia. Dan dihatiku itu cuman Donia!" sambung Brandon dengan jujur kepada Daniel.

Daniel langsung mencerna ucapan Brandon. Dia juga sedang menyelidiki, apakah Brandon ini tulus kepada Donia atau hanya main-main saja.

Tapi, Daniel telah menyadarinya ketika Brandon berbicara. Daniel melihat kalau Brandon itu sangat tulus kepada Donia. Dan dia mulai menyetujui hubungan adiknya dan Brandon.

"Kalau begitu, apakah bisa diumur 22 tahun. Kau kembali ke sini?"

"Memangnya kenapa diumur 22 tahun?" tanya Brandon bingung dengan ucapan Daniel.

"Kalau kamu masih menyukainya Donia diumur 22 tahun, datanglah ke sini lagi. Dan melamarlah adikku!" Brandon tersentak. Ternyata Daniel sudah menyetujuinya hubungan Donia dan Brandon.

"Kau menyetujui hubunganku dengan adikmu?"

"Tentu, karena aku sudah mempercayaimu!" jawab Daniel tenang.

Memang benar, Daniel sudah mempercayainya kepada Brandon. Bahkan ketika Donia menghilang. Brandon langsung mencari Donia dengan segera. Bagi Daniel, cintanya Brandon itu sangat tulus kepada adiknya. Oleh sebab itu Daniel menyetujuinya.

"Tapi, jika kalian sudah berumur 25 tahun. Dan kamu belum datang juga. Maka aku akan menjodohkan Donia dengan laki-laki lain!" sambung Daniel sambil smirk.

"Hei, jangan dong!"

"Oke-oke aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku disingapure dan segera kembali ke sini lagi untuk melamar adikmu. Aku akan menepati janjimu!"

Daniel hanya mengangguk. Lalu Daniel bangun dari sofanya dan berkata. "Tunggu, aku akan panggilkan adikku dulu."

Daniel langsung menaiki tangga. Dia langsung pergi ke kamar Donia dan meninggalkan Brandon sendirian di ruang tamu.

Sampailah Daniel di depan pintu Donia. Dia langsung mengetuk pintunya terlebih dahulu.

Tok ... Tok ... Tok

Daniel langsung membuka pintunya dan berbicara. "Ada Brandon di ruang tamu!. Dan cepatlah ganti baju. Brandon ingin mengajakmu jalan!" Lalu Daniel menutup pintunya dan segera turun ke ruang tamu.


Sampailah Daniel di ruang tamu. Dia berjalan menuju sofa yang tadi dia duduki dan berkata.

"Donia sedang bersiap-siap! Tunggulah!"

Bersambungg...

Jangan lupa vote dan koment! Share ke teman-teman ya buat baca cerita ini!

BrandonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang