|| 30. Ulah Rangel ||

740 119 44
                                    

"Biar kalian tidak bisa menyelesaikan teka-teki ini!" ujar senior itu.

Brandon mendecih. "Cih, sialan."

Aurel segera mengambil kertas teka-teki itu. Lalu mereka segera mengerjakannya. Namun, mereka semua pada payah dalam soal teka-teki.

"Aish, ini teka-tekinya kenapa sulit sekali sih!" kesal Aurel. Dia frustasi sekali yang mencari jawaban dari soal teka-teki itu. Lalu Brandon mengambil soal teka-teki itu dan langsung menjawab soal tersebut. Lalu dia langsung memberikan soal itu kepada para senior.

Brandon berhasil menyelesaikan teka-teki itu dan pada akhirnya kelompok Aurel menang di dalam perjalanan malam tersebut.

"Brandon, kenapa gak dari tadi sih nyelesain teka-tekinya! Masa harus nunggu aku frustasi dulu baru di jawab soal itu," ucap Aurel kepada Brandon.

"Kamu gak ngasih soal itu kepadaku," jawab Brandon enteng. Aurel hanya mendengus kesal dengan jawaban Brandon. Tapi, yang dikatakan Brandon memang benar.

"Yang dikatakan Brandon benar! Kenapa aku gak ngasih soalnya ke Brandon ya?" batin Aurel. Lalu dia membalas ucapan Brandon. "Yah, itu aku tidak tahu kalau kamu pintar!"

"Aurel, semua orang tahu loh kalau Brandon itu pintar!" sahut Rara kepada Aurel. Yang dikatakan Rara benar! Semua orang tahu kalau Brandon itu pintar.

"Aku lupa!" jawab Aurel kepada Rara. Lalu mereka semua segera kembali ke tendanya.

"Aurel, aku izin keluar tenda dulu ya!" sahut Donia yang sudah beranjak dari tempat duduknya. Aurel yang sedang asik mengobrol dengan kekasihnya langsung menoleh ke arah Donia. Dia ingin menjawab. Namun, Brandon sudah memotong ucapan Aurel.

"Kamu mau ke mana?" tanya Brandon dingin.

"Cari kamar mandi," jawab Donia.

"Kamar mandinya jauh loh dari tenda kita! Mauku temenin?" tanya Rara kepada Donia. Donia mengelengkan kepala.

"Tidak, aku berani kok sendirian! Udah ya, aku udah ke belet," ucap Donia yang keluar dari tenda. Lalu Brandon ikut keluar juga. Donia menoleh ke arah Brandon yang ikut keluar dari tenda.

"Ngapain keluar?" tanya Donia.

"Nemenin kamu," jawab Brandon.

"Gak usah, aku mau sendiri aja! Udah ya, aku udah kebelet banget nih, Brandon!" balas Donia yang pergi meninggalkan Brandon.

Di perjalanan mencari toilet, Donia berpapasan dengan Rangel.

"Eh Rangel, habis dari mana?" tanya Donia.

"Toilet," jawabnya.

"Toiletnya di mana dah?"

"Ada di sebelah sana, tempatnya jauh! Mauku anter?" tanya Rangel. Donia terdiam. Dia sempat ragu dengan ajakan Rangel. Apalagi Donia tahu kalau Rangel tidak menyukai dirinya. Tapi bagaimanapun juga, dia sudah tidak tahan lagi.

"Yaudah, anterin ya!"

"Ayok," jawab Rangel. Lalu mereka pergi menuju toilet. Rangel berjalan terlebih dahulu, lalu Donia mengikuti dari belakang.

Ketika di perjalanan mencari toilet, Rangel mengambil handphone dari saku jaketnya. Dia mengetik pesan dari handphonenya sambil senyum. Donia yang melihat Rangel tersenyum, dia mulai curiga. Perasaan saat ini sangat buruk. Tetapi, Donia terus berpikir positif.

"Rangel, emangnya boleh ya megang handphone?"

Rangel yang asik mengechat seseorang, langsung menoleh ke arah Donia. "Bolehlah, kan lagi istirahat!"

"Masih jauh ya, toiletnya?" tanya Donia sambil melihat sekeliling hutan.

"Enggak kok," jawab Rangel.

****

Sampailah mereka di kamar mandi. Benar sekali kata Rara. Kamar mandinya jauh banget dari tenda.

Tidak ada sepuluh menit, Donia sudah selesai. Lalu mereka berdua pergi dari tempat kamar mandi dan kembali ke tenda mereka. Namun, Donia sempat menyadari kalau mereka salah jalan.

"Rangel, keknya kita salah jalan deh," sahut Donia sambil melihat sekelilingnya. Dia sangat ingat, tempat dan arah kembali tenda. Namun, Rangel terus bilang ke Donia. Kalau Rangel tahu jalan pintas dari kamar mandi ke tenda.

Donia sempat ragu sama Rangel, tapi dia terpaksa mengikuti Rangel. Karena dirinya sangat takut melihat sekeliling hutan yang begitu gelap.

"Rangel, masih jauh apa?" tanya Donia ketakutan. Dia mulai menggigil. Karena udara di hutan sangat dingin sekali. Walaupun Donia sudah memakai jaket tebal, tapi dia tetap kedinginan.

"Hahaha, Donia ... Donia!" ucap Rangel sambil tertawa. Dia sangat senang, bahwa Donia bisa percaya kepada dirinya.

"Kenapa kamu tertawa? Emangnya ada apa?" tanya Donia curiga.

Beberapa menit kemudian datanglah dua cewek dari belakang Rangel. Mereka adalah gengnya Rangel.

"Kalian siapa?" tanya Donia kepada dua cewek itu.

"Kenalin, mereka sahabatku! Kami satu geng, dan aku ketuanya!" ucap Rangel yang memperkenalkan sahabatnya kepada Donia.

"Terus? Kita ada di mana, Rangel?" tanya Donia.

"Di hutan lah! Dan itu jauh sekali dari tempat tenda," jawab Rangel.

"Lah katanya mau lewat jalan pintas? Kok malah semakin jauh sih dari tempat tenda?" tanya Donia.

"Tentu saja aku berjalan semakin jauh dari tempat tenda, karena biar tidak ada yang bisa nolongin dirimu, Donia!" jawab Rangel.

"Kamu ada apa sih? Kan kita satu kelompok?" tanya Donia.

Bersambungg...

Jangan lupa vote dan koment ya! Share ke teman-teman buat baca cerita ini!

BrandonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang