|| 50. Permintaan Ayah ||

411 68 3
                                    

Setelah Candy pulang. Brandon izin pamit ke kamarnya. "Aku ke kamar dulu, Yah!"

"Oke, istirahat yang cukup ya, Brandon!" jawabnya.

"Iya, ayah!" balas Brandon. Brandon melangkah menuju kamarnya. Namun, ayahnya berbicara lagi dengan Brandon. Untung saja, Brandon masih di tangga. Jadi Brandon mendengar panggilan dari ayahnya.

"Brandon!"

Brandon berhenti menaiki tangga. Dia melihat ke ayahnya. Lalu Ayah menoleh ke arah Brandon dan berkata. "Maafin, ayah! Ayah menyepakatin kamu untuk melanjutkan perusahaan yang berada Di Singapure!"

"Tidak apa-apa, Ayah! Sebenarnya aku gak mau! Tapi, yaudahlah aku nurutin permintaan ayah!"

"Makasih, ya! Udah mau turutin permintaan ayah! Kalau gitu kamu istirahat," balas ayahnya sambil tersenyum ke arah Brandon. Lalu ayah pergi menuju ruangan kantornya. Karena, masih banyak yang harus diurus.

Brandon melanjutkan menaiki anak tangganya. Dan sampailah Brandon di kamarnya. Dia langsung merebahkan dirinya di kasur yang empuk itu.

Di kediaman rumah Brandon. Brandon terus berpikir gimana cara membatalkan sepakatannya. Tapi, dia juga berjanji kepada ayahnya yang tadi. Dan Brandon hanya pasrah.

"Hm, gak bakal bisa ketemu Donia selama-lamanya," gumam Brandon sambil memandang ke lampu kamarnya yang berada di atas.

Setelah itu, Brandon bangun dari tempat tidurnya dan mengganti pakaian yang santai. Namun, nyaman di pakai buat pergi. Ya, Brandon mau pergi ke suatu tempat.

Setelah berganti pakaian, Brandon langsung turun dari kamarnya dan pergi menuju ruang bagasi. Dia memilih mobil kesayangannya dan setelah itu dia pergi ke rumah yang dia ingin temui.

Beberapa menit kemudian, Brandon telah sampai rumah yang dia ingin temui. Lalu dia turun dari mobil dan melangkah menuju pintu rumahnya. Lalu menekan bel rumah.

Keluarlah Daniel dari rumah itu dan betapa terkejut, ternyata Brandon yang datang ke rumahnya.

"Mau ngapain?" tanya Daniel dingin sambil menatap tajam ke arah Brandon.

"Ketemu, Donia!"

"Di mana, Dia?"

"Dia di kamar! Mending kau pergi sana!" pinta Daniel ketus. Lalu dia kembali menutup pintu rumahnya. Namun, pintunya ditahan oleh Brandon.

"Tidak bisa, aku ingin menghabiskan waktu bersama dia!" ujar Brandon sambil menahan pintu pakai tangan kiri.

"Cih, gak usah! Mending pulang sana!" pinta Daniel dingin. Dia muak dengan Brandon, dia masih kesal dengan Brandon.

"Dibilang mau ketemu sama Donia!"

"Tadi kenapa ninggalin Donia?" tanya Daniel baik-baik.

"Ada urusan tadi!" jawab Brandon jujur. Memang tadi Brandon ada urusan mendadak dan urusan itu yang membuat Brandon frustasi.

Daniel melihat wajah Brandon. Di wajah Brandon sama sekali tidak ada wajah berbohong dan akhirnya dia memaafkan perbuataan Brandon.

"Oke, dimaafin. Ayok masuk, biar Donianya di panggilin dulu!" pinta Daniel sambil masuk ke dalam rumah dan Brandon segera mengikuti Daniel dari belakang.

Brandon menduduki dirinya disofa. Lalu Daniel ikut duduk di sebrang Brandon. Daniel membuka pembicaraan terlebih dahulu "Donianya mau diajak pergi? Kan dia masih sakit!"

"Hanya untuk hari ini dan besok," jawab Brandon sedih. Inilah satu-satunya cara untuk bisa menghabiskan waktu bersama Donia.

Daniel sempat terheran dengan jawabannya Brandon. Dia tidak mengerti maksudnya Brandon apa. Lalu dia bertanya. "Maksudnya?"

Sampai di sini dulu ya!

Jangan lupa beri vote:)

BrandonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang