Chapter 77

119 39 2
                                    

3 tahun kemudian...

Disebuah gedung perkantoran seorang laki-laki sedang duduk sambil mengetik laptop yang lagi mengerjakan laporan.

Pintu terbuka dari luar ruangan untuk masuk ke dalam kantor, terlihat seorang laki-laki membawa map laporan.

"Wey, Bro. Gak makan siang?" sapa Adrian sahabat Brandon yang berada diluar negeri.

Laki-laki yang sedang mengetik laptop melihat ke arah Adrian. Laki-laki tersebut bernama Brandon. Usia nya sekarang genap 20 tahun. Kini ia sedang mengambil kuliah jurusan management sambil kerja diperusahaan ayahnya untuk menjadi penerus.

"Lo gak lihat kita lagi banyak kerjaan?" tanya balik Brandon kepada Adrian.

"Ayok lah, Bro. Ini waktunya makan, tunda dulu lah kerjaannya!"

"No, gak napsu makan!" jawab Brandon dengan tatapan dingin dan datar.

Tanpa menunggu aba-aba, Adrian langsung menarik lengan Brandon dengan paksa supaya mereka berdua istirahat.

"Wey, Dri! Gua gak mau!" tegur Brandon sambil melepaskan tangan Adrian. Namun, tarikan Adrian semakin erat.

"Laper, gua. Udah lo kalau gak makan temenin gua aja!" ajak Adrian sambil menarik lenganBrandon yang sekarang sudah berada diluar ruangan.

Orang-orang yang disekeliling ruangan melihat kejadian Brandon dan Adrian. Brandon yang engeh kalau dirinya sedang jadi pusat perhatian langsung menegur.

"Ngapain kalian lihat? Kerja sana, jangan sampai saya pecat yaa!" teguran Brandon dengan tatapan maut.

Adrian yang spontan ketawa dikit langsung komentar. "Jangan galak sama bawahan!"

Brandon menatap tajam ke arah Adrian. Saat ini Brandon sedang marah. "Lu yang narik gua! Sekarang lihat, kita jadi pusat perhatian."

Tanpa berbicara lagi, Adrian menarik Brandon ke arah kantin dan sekarang kini mereka berada dikantin.

Kantin dikantor ini perasmanan, mereka ngambil makanan sepuas. Asal jangan banyak-banyak.

Saat Adrian mengambil piring, sendok dan garpu langsung melihat ke arah Brandon yang sama sekali tidak mengambil.

"Wey, Brandon! Ambil piringnya, gua tahu lu laper kan?" tutur Adrian yang mengambilin piring, sendok, dan garpu untuk Brandon juga.

Brandon menerima piring tersebut dengan malu-malu. Kini Adrian tersenyum puas karena Brandon mau mengambilnya.

Brandon dan Adrian sekarang mengambil nasi dan beberapa lauk. Saat mengambil gelas yang berisi air putih, Adrian memulai berbicara.

"Wih, sekarang atasan makan dikantin juga nih sama gua," ledek Adrian.

"Gara-gara lu juga, gua jadi makan."

Mereka berdua langsung mencari tempat duduk untuk makan berdua dan mereka menemukan dipinggiran dekat jendela arah luar kantor. Jadi mereka bisa melihat pemandangan dari luar.

Brandon dan Adrian makan dengan tenang tanpa ngobrol apapun, karena emang mereka berdua sedang sama-sama lapar.

Saat mereka makan dengan tenang, datang lah seorang wanita dengan paras cantik, putih dengan pakaian feminim berjalan ke arah Brandon.

Brandon yang melihat wanita tersebut langsung mulai muak, dia rasanya ingin pergi dari kantin. Kini Brandon mulai merapikan makanannya dan ingin pergi dari kantin tersebut.

Adrian yang engeh Brandon cepat selesai langsung menanyakan. "Lah cepat banget, lo mau pergi gitu aja? Gak temenin gua dulu?"

"Gak, biang onar datang dan gua malas banget lihat muka dia!" tutur Brandon dengan wajah muak. Brandon langsung bangun dari kursi dan siap-siap ingin pergi.

Wanita tersebut yang melihat Brandon ingin kabur langsung berlari menjegat Brandon.

Wanita tersebut berhasil mengandeng tangan kanan Brandon dan menggelendotan dilengannya.

"Kamu mau kemana, sayang?" tanya Cindy dengan nada manja kepada Brandon.

"Lepas gak? Ngapain sih lu kesini?" ungkap Brandon dengan nada datar.

"Kan ini kantor tunanganku, masa gak boleh kesini sih."

Adrian yang melihat Cindy dengan kelakuannya langsung menutup muka, karena Adrian juga sangat malas dengan kelakuan Cindy.

"Inget yaa, kita belum resmi tunangan jadi jangan nyebut!" sarkas Brandon. Lalu Brandon berhasil melepaskan Cindy dari gelayutannya ditangan. Setelah itu Brandon pergi meninggalkan Adrian dan Cindy.

"BRANDON, JANGAN TINGGALIN GUA!"

"Hey, ini kantor jangan teriak!" komen Adrian yang mulai turun tangan. Adrian mulai bangun dari kursinya.

"Lagian lo tahu sendiri Brandon itu gak mau sama lu, lo masih aja deketin!"

"Eh enak aja lo ngomong! Gua tuh tunangannya tau!" jawab Cindy.

Kini Adrian tertawa puas. Lalu menjawab lagi. "Tunangan? Halu kali lo? Brandon gak ngomong tuh dia punya tunangan kek elo?"

Cindy murka, kini tangannya menunjuk ke arah Adrian. "Jaga mulut lu? Gua emang beneran tunangan yaa. Lo tuh cuman asisten Brandon aja gausah belagu deh."

Adrian melipat kedua tangannya didadanya dan berbicara. "Mending lo pergi sebelum gua seret keluar!"

Cindy yang mendengar ancaman Adrian. Mau tidak mau pergi tanpa diseret dari Adrian. Bisa aja image Cindy ancur jika diseret Adrian.

Adrian senyum smirk tanda dia menang kali ini dari Cindy karena sudah berani mengusir Cindy dari perusahaan Brandon.

Bersambunggg....

BrandonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang