Donia dan Brandon menoleh ke arah suaranya dan itu ternyata suara abangnya Donia.
"Abang? Abang ngapain di sini?" tanya Donia kebingungan. Dia bingung kenapa abangnya berada di hotel juga.
"Seharusnya itu pertanyaan abang buat kamu!" jawab Daniel dingin, Daniel itu abangnya Donia. Dia sekarang sudah berada di hadapan Donia.
"Maksudnya bang?" tanya Donia polos. Daniel merasa pusing kepada Donia yang saat ini benar-benar polos atau hanya pura-pura.
"Kamu ngapain di hotel ini?" tanya Daniel kepada Donia dengan nada lembut. Dia langsung ke intinya saja.
"Terus sama cowok lagi?!" sambung Daniel sambil menoleh ke arah Brandon.
"Dia temanku, bang! Kami satu sekolah!"
"Kamu ngapain berteman, dengan dia? Kenapa gak cari teman yang lain?" tanya Daniel. Daniel tidak suka jika adiknya dekat-dekat dengan cowok seperti Brandon.
"Emangnya kenapa bang?"
"Abang gak suka sama dia! Dan abang gak setuju kalau kamu dekat-dekat dengan dia!" jawab Daniel sambil menunjuk jari telunjuknya ke arah Brandon.
Lalu Brandon menghempas jari telunjuk Daniel. "Emang salah saya apa?"
"Itu tidak penting! Jika kau mengganggu adikku, kau akan..." ucap Daniel berhenti seketika.
"Aku akan apa?" tanya Brandon dingin. Namun, di dalam hatinya penasaran dengan lanjutan abangnya Donia.
"Akanku patahkan tulangmu!"
Brandon terkekeh, sepertinya abang Donia tidak suka dengan dirinya dan seketika Brandon mendapatkan ide untuk mengancamnya kembali.
"Sebelum kau mematahkan tulangku, kau akan mati terlebih dahulu."
"Apa katamu?" jawab Daniel. Sungguh Daniel terkejut dengan ucapan Brandon, karena bagi Daniel.
Brandon cowok yang tidak punya sopan santun. Lalu mereka saling menatap dengan tajam. Brania yang melihat mereka berdua, seketika pusing. Lalu Donia segera menyelesai sendiri.
"Udah cukup, jangan bertengkar! Abang ayok kita pergi," ucap Donia sambil menarik lengan abangnya pakai tangan kiri lalu tangan kanannya menunjuk ke arah Brandon.
"Sebaiknya kamu pulang!"
"Tapi--"
"Pulang!" tegas Donia kepada Brandon dengan nada lembut. Dia sengaja menyuruh Brandon pulang, karena Donia tahu kalau saat ini, abangnya benar-benar marah.
"Hm," deham Brandon yang mengalah jika itu perintah dari Donia. Brandon hanya menuruti kemauan Donia. Jika bukan Donia yang merintah dia gak bakal mau pulang sebelum Donia diantarkan oleh dirinya.
Daniel tersenyum puas, karena adiknya memihak dirinya. Sudut bibirnya tertarik keatas, menyeringai kearah Brandon dan dia langsung menatap tajam ke arah Brandon.
Donia dan Daniel pergi ke tempat parkiran mobil dan meninggalkan Brandon sendirian.
"Cih, sialan!" desih Brandon sambil berjalan menuju area parkiran.
Bersambungg...
Jangan lupa vote dan koment ya! Share ke teman-teman ya biar mereka pada baca cerita ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandon
RomanceBrandon, seorang cowok yang tak pernah tertarik pada cewek, selalu menganggap mereka ribet, cengeng, dan menjijikkan. Namun, pandangannya berubah ketika dia bertemu Donia, gadis tangguh yang memiliki sisi manja dan pemberani. Meski Donia seorang ind...