Di kantin...
Saat ini, Ryan dan Brandon berada di meja kantin. Mereka berdua menunggu makanan yang sedang dipesan Arvin.
Beberapa menit kemudian. Datanglah Arvin, dia membawa nampan yang ada dikedua tangannya. Arvin langsung meletakkannya di atas meja dan dia segera menduduki dirinya di samping Ryan sambil berkata. "Hei, Brandon! Berarti kalian berdua jadian ya?"
"Tidak, aku hanya menyatakan saja!" Brandon langsung mengambil makanan yang berada di nampan.
Arvin dan Ryan tidak memberi pertanyaan lagi kepada Brandon. Karena, percuma saja mereka bertanya. Pasti hasilnya Brandon tidak jujur kepada mereka berdua.
"Nanti jadi jalan?" tanya Ryan.
"Tentu," jawab Brandon sambil asik makan.
"Tumben ngajak kita jalan? Biasanya kalau kita ajakin malah nolak!" sahut Arvin. Memang benar yang diucapkan Arvin. Mereka berdua selalu mengajak Brandon jalan. Namun, jawaban Brandon selalu saja ada urusan inilah, itulah.
"Pengen aja habisan waktu buat kalian! Emang ada yang salah ya kalau aku habisin waktu bersama kalian?" tanya Brandon. Lalu kedua sahabat Brandon menggelengkan kepala.
"Tidak! Tapi, senang aja sih! Brandon mau menghabiskan waktu buat kita!" girang Ryan kepada kedua sahabatnya.
Lama kelamaan mereka makan di kantin. Bel masuk jam pelajaran berbunyi.
Tring ... Tring ... Tring
Brandon, Arvin dan Ryan segera pergi dari kantin dan pergi ke kelas. Hari mulai siang dan sekolah mereka telah selesai. Dan semua murid berhamburan untuk pulang ke rumah. Brandon ingin sekali mengajak pulang bersama Donia. Dan saat ini, Brandon telah berada di depan kelasnya Donia.
Donia yang melihat Brandon langsung menghampirinya sambil menggendong tasnya.
"Hai, ngapain ke sini?"
"Ayok pulang!" ajak Brandon sambil menarik tangan Donia. Donia tersenyum, dia senang sekali Brandon menarik tangannya Donia. Lalu mereka berdua pergi ke area parkiran dan segera pulang ke rumah.
Setelah mengantarkan Donia. Brandon langsung bergegas pulang dan bersiap-siap untuk menghabiskan waktunya bersama teman-temannya.
Ketika Brandon berkaca. Pintu kamar Brandon terbuka dan masuklah dua cowok, siapa lagi kalau mereka itu Arvin dan Ryan. Dia sekarang berada di belakang Brandon.
"Masih belum rapi?"
"Udah, kita mau ke mana?" tanya Brandon sambil memutarkan badannya. Lalu mengambil handphonenya yang berada di atas meja dekat kasurnya.
"Hm, balapan yok?"
"Gila kau ya! Masa ngajakin Brandon balapan?" tanya Arvin kepada Ryan.
"Gapapa elah, Vin! Balapan? Ayok!" ajak Brandon dan Brandon langsung keluar dari kamarnya dan meninggalkan teman-temannya yang masih berada di kamar Brandon.
"Nah kan, Brandon aja mau. Udah ayok!" ajak Ryan kepada Arvin. Lalu mereka berdua segera menyusul Brandon.
Mereka bertiga balapan motor di tempat mereka biasa balapan. Mereka balapan hingga larut malam, dan betapa lupanya Brandon kalau besok dia harus pergi ke Singapure.
"Ayok pulang," ajak Brandon kepada Arvin dan Ryan. Arvin dan Ryan hanya mengangguk setuju. Dan mereka bertiga pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandon
RomanceBrandon, seorang cowok yang tak pernah tertarik pada cewek, selalu menganggap mereka ribet, cengeng, dan menjijikkan. Namun, pandangannya berubah ketika dia bertemu Donia, gadis tangguh yang memiliki sisi manja dan pemberani. Meski Donia seorang ind...