Donia tersentak saat merasakan tubuhnya menabrak seseorang di lorong sekolah. "Aa, maaf ya. Aku tidak melihat," ujarnya dengan cepat, mencoba menghindari tatapan pria di depannya.
Brandon menatapnya dengan ekspresi dingin. "Kau ini hobi sekali menabrak dadaku! Apakah kau sering menabrak dada cowok lain?" tanyanya, suaranya penuh sindiran. Donia mendongakkan kepalanya dan, seolah tak sengaja, menabrak dada Brandon sekali lagi.
"Enggak!" jawab Donia tergagap.
Brandon tersenyum dengan nada yang agak menantang. "Oh iya, nanti istirahat, aku mampir ke kelasmu!" katanya sambil mendekatkan wajahnya ke telinga Donia.
"Jangan kabur ya!" ujar Brandon sambil memasang senyum nakal, lalu beranjak pergi meninggalkan Donia yang masih mematung.
Donia mengerutkan dahi, merasa jantungnya berdegup cepat. "Lah siapa juga yang bakal kabur." Dengan suara pelan. Namun, rasa gugup membuatnya segera berlari menuju kamar mandi, mencoba menenangkan diri dari kejadian yang baru saja terjadi.
*****
Bel istirahat berbunyi nyaring, menandakan akhir jam pelajaran. Suasana kelas berubah menjadi hiruk-pikuk saat semua siswa bergegas keluar. Namun, kelas Donia tampaknya berbeda mereka tetap duduk di tempat masing-masing, menyaksikan sesuatu yang mengejutkan.
Brandon berdiri di depan pintu kelas Donia, didampingi oleh Ryan dan Arvin. Tidak hanya itu, siswa dari kelas lain juga berkerumun di depan kelas, bahkan beberapa ada yang mengintip dari jendela. Semuanya penasaran dengan apa yang akan terjadi.
"Hallo, kedatangan kita ke sini itu! Brandon, teman kami mau mengumumkan sesuatu. Oke, bapak Brandon, segera umumkan!" Ryan berteriak kepada seluruh kerumunan dengan penuh semangat.
Donia duduk di kursinya, kebingungan. Lalu bergumam pelan. "Umumin apaan sih?" Merasa cemas dengan apa yang akan diumumkan.
Brandon kemudian mengambil posisi di depan kelas dengan ekspresi serius. "Cuman mau umumin aja, kalau Brandon William Delson telah menyukai gadis yang bernama Donia Alez Razifa! Ingat, jangan ada yang berani menyakiti dia!" dengan nada dingin. Seketika, seluruh murid heboh. Mereka terkejut dan takjub mendengar pernyataan itu.
Setelah pengumuman tersebut, Brandon meninggalkan kelas Donia dan menuju kantin. Donia yang masih duduk di tempatnya tidak bisa bergerak, terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya.
Dalam pikirannya hanya ada satu kalimat "Bodoh, mengapa kau mengumumkannya kalau dirimu menyukaiku!"
Donia merasa canggung dan sedikit marah karena pengumuman tersebut. Dia tidak membenci Brandon, tapi dia khawatir tentang bagaimana fangirl-nya akan bereaksi terhadap dirinya.
Sementara itu, di luar kelas, Rara dan Aurel tak bisa menahan keterkejutan mereka. "Aa, akhirnya Brandon menyatakan perasaannya!" seru Rara dengan antusias.
"Iya, Rel! Baru dengar loh kalau Brandon menyatakan cintanya! Padahal sebelumnya dia sama sekali tidak menyukai cewek!" Aurel menambahkan, tampak terkejut dan tidak percaya.
"Apaan sih kalian! Udah ah, ayok kita jajan!" Donia berusaha mengalihkan perhatian dari keganjilan situasi ini. Dia segera berdiri dan meninggalkan kelas, diikuti oleh Rara dan Aurel yang mengikutinya ke kantin.
Dengan langkah cepat, Donia berharap bisa menemukan ketenangan dan mengalihkan pikirannya dari kekacauan yang baru saja terjadi. Sementara itu, di luar, kerumunan siswa masih membicarakan pengumuman besar itu, meninggalkan Donia dalam kebingungan dan keinginan untuk melupakan sejenak semua perhatian yang baru saja menimpanya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandon
RomanceBrandon, seorang cowok yang tak pernah tertarik pada cewek, selalu menganggap mereka ribet, cengeng, dan menjijikkan. Namun, pandangannya berubah ketika dia bertemu Donia, gadis tangguh yang memiliki sisi manja dan pemberani. Meski Donia seorang ind...