Chapter 64

458 127 6
                                    

Sebelumnya follow instagram author yuk

@faizahrusyna

Udah belum?

Yuk langsung baca....

_______________Happy Reading_____________

Ketika Ryan mau membalas pesannya. Tiba-tiba saja, Arvin rem mendadak. Yang membuat Ryan kaget dan tidak jadi mengetik.

Bruk...

Semua orang, badannya pada maju ke depan. Karena, Arvin rem nya tidak kira-kira.

Arvin ngeremnya membuat semuanya pada mau kejedot. Emang ada-ada aja dah sih Arvin.

"Arvin, ngeremnya kenapa mendadak sih?" pekik Ryan. Dia emosi banget sama Arvin, karena rem mendadaknya membuat handphone Ryan terjatuh dan handphone malah mati.

Ryan cukup panik melihat handphonenya jatuh dengan keadaan mati total. Dia langsung memungut handphonenya yang berada di bawah.

"Ah, handphoneku mati total!" ujar Ryan sambil melihat seluruh handphonenya.

Dia mencoba untuk menyalakan lagi. Namun, hasilnya gak ada. Handphone mati total.

Padahal dia penasaran banget sama nomer yang tiba-tiba chat dia. Tapi, kini? Handphonenya malah mati total, akibat Arvin ngerem mendadak.

"Ada apa sih, Vin?" tanya Donia dengan baik-baik.

"Tadi, mau belok ke komplek kamu, Donia! Tapi, tiba-tiba aja kucing lewat!" jawab Arvin yang panik banget.

"Aish, kucing sialan!" pekik Ryan yang masih mencoba-coba menyalakan handphonenya.

Semua yang berada di mobil langsung melihat Ryan.

"Handphoneku mati total," ujar Ryan yang melihat ke arah semua orang sambil memasang wajah sedih dihadapan mereka.

"Yaelah, tinggal dibawa ke konter aja apa susahnya sih?!" sahut Aurel.

Seperti biasalah, Aurel selalu aja asal ngomong. Dia kalau ngomong gak bisa dicerna dulu.

"Iya sih, tapi lama woy!" jawab Ryan yang memasang wajah sedih.

"Paling juga 2 hari kelar," balas Aurel dengan tatapan acuh.

"Shutt, udah Ryan! Nanti dibenerin kok," ujar Donia yang mengalikan topik.

"Ini udah di komplek aku ya, Vin?" tanya Donia yang melihat ke arah jendela Rara dan Aurel secara bergantian.

"Belum sih, baru di depan pager komplekmu!" jawab Arvin polos.

"Yah itu berarti udah dikomplek Donia, Arvin!" sahut Rara.

Yah seperti biasa, Arvin kambuhnya kumat. Dia emang polos banget, untung Aurel sayang ya sama Arvin.

"Iyakah?" tanya Arvin tanpa watados.

"Au ah, capek ngomong sama Arvin!" sahut Ryan yang berada di samping Arvin.

Emang kalau ngomong sama Arvin tuh harus sabar. Dia cowok berotak kosong, alias polosnya kebangetan.

"Eh, udah jangan pada berantem!" ujar Donia. "Yaudah, aku turun di sini aja, Vin!" Sambil bergeser posisi.

"Eh ja--" jawab Arvin terpotong.

"Bagus deh, kalau kamu gak ada, ini mobil jadi lega!" sahut Aurel tanpa melihat wajah Donia.

Donia tidak menanggapi ucapan Aurel. Aurel langsung membuka pintunya dan dia keluar terlebih dahulu.

Setelah Aurel keluar. Aurel berdiri sambil berkata, "Udah cepet turun!"

Donia hanya memutar bola matanya. Dia harus sabar menghadapi Aurel yang begitu. Dengan senang hati, Donia keluar dari mobil.

Padahal Donia bisa keluar dari pintu kanan. Tetapi, berhubung Aurel udah keluar dan Rara juga ikut keluar. Dengan terpaksa Donia keluar dari pintu kiri.

"Donia, jangan turun! Ayok naik lagi, biar aku turunin di depan rumah kamu aja!" ajak Arvin yang tidak tega melihat Donia turun di tengah jalan.

"Gapapa, Arvin! Ini udah dekat kok," jawab Donia dengan tersenyum.

"Udah biarin aja sih, biarin dia turun di sini! Lagian sempit kalau ada dia," sahut Aurel yang membuang muka.

Sungguh Donia ingin merobek-robek mulut Aurel. Tapi, dia harus sabar. Bagaimana pun juga, Aurel itu tetap sahabat Donia.

Bersambungg...

Vote dan koment kalian sangat berharga banget buat zaza.

BrandonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang