|| 25. Perhatian ||

878 153 80
                                    

"Tentu saja bawa," jawab Ryan. Ryan segera mengambil kotak p3k dari tasnya lalu mengasih ke Brandon.

Brandon mengambil kotak p3k dari tangan Ryan, lalu dia membawa kotak dan Donia ke dalam tenda.

Setelah sampai di tenda, Brandon meniduri Donia. Dia langsung membuka kotak p3k dan membersihkan darah yang berada di kaki Donia.

"Ceroboh sekali kau ini, masa ada kayu besar tidak lihat," gumam Brandon sambil membersihkan darah.

5 menit kemudian....

Brandon selesai membersihkan darah yang ada di kaki Donia. Dan sekarang kaki Donia sudah di pakaikan plester, untung saja lukanya tidak lebar jadi hanya memakai plester saja.

Donia bangun dari pingsannya, dia membuka perlahan-lahan matanya. Donia tampak kaget, sejak kapan Brandon berada di sampingnya.

"Brandon," panggil Donia.

Brandon menoleh, dia senang Donia sudah bangun dari pingsannya. "Ada apa?"

"Ngapain kamu di sini? Terus yang lain mana?" tanya Donia sambil melihat sekitar tenda yang hanya mereka berdua saja di dalam.

Brandon menjawab, "Mereka ada di luar! Ada apa? Kalau butuh apa-apa panggil saja aku."

Donia tersentak mendengar ucapan Brandon, sungguh dia kaget dengan sikap Brandon saat ini.

"Mengapa Brandon menjadi perhatian gini sama aku," batin Donia.

Brandon melihat sekilas kaki Donia. "Apakah kakimu masih sakit?"

Donia segera melihat kakinya, dia langsung teringat di hutan kalau dirinya melihat hantu dan terjatuh karena kayu besar.

"Tidak, sudah mendingan kok! Makasih ya udah di obati," jawab Donia tersenyum.

"Iya, lagian kenapa lari sih?" tanya Brandon.

"Ada hantu," jawab Donia. Brandon terkekeh mendengar ucapan Donia. Brandon berpikir, masa iya dia percaya sama hantu.

Donia kesal dengan Brandon, mengapa dirinya tertawa setelah Donia menjawab hantu. "Kenapa kau ketawa? Gak ada yang lucu tau gak!"

"Habis kamu percaya aja sih, mana ada hantu di sini," jawab Brandon.

"Ada, aku bisa lihat kok, Aku ini anak indigo," jawab Donia.

"Oke-oke, aku percaya! Kita keluar aja yuk! Kuat kan bangun?" jawab Brandon sambil mengusap-usap rambut Donia.

"Kuat lah," jawab Donia. Brandon segera bangkit dari duduknya dan membantu Donia untuk bangkit juga dari duduknya. Lalu mereka berdua keluar dari tenda dan menghampiri teman-temannya.

Ketika Brandon dan Donia sedang berada di tenda, Aurel menyiapkan api unggun bersama Rara.

"Ra, bantuin aku buat api!" pinta Aurel. Rara mengangguk pelan, dia segera membantu Aurel untuk membuat api unggun. Lalu Rara dan Aurel menata kayu-kayu yang Donia, Rangel dan Rara bawa ke tengah yang tidak jauh dari tenda mereka.

Setelah menata, Aurel memerintah Ryan untuk segera menyalakan apinya. "Ryan, tolong nyalain apinya ya!" Tanpa berkata-kata, Ryan segera melaksanakan perintah Aurel. Dia segera menyalakan apinya dan api tersebut sudah menyala.

Ketika api sudah menyala, Donia dan Brandon keluar dari tenda. Mereka berdua bergabung bersama teman-temannya yang lain.

Rara yang melihat Donia keluar, dia langsung menghampiri Donia dan membantu Donia keluar dari tenda dan duduk di tengah-tengah api unggun. "Donia, kamu tidak apa-apa? Apakah sudah baikan? Kalau belum baikan mending berada di tenda dulu!"

Bersambung...

BrandonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang