Donia menoleh ke arah Rara, dia menatap wajah Rara ketakutan, sama seperti dirinya.
"Jangan! Lebih baik kita lanjutkan saja," jawab Donia kepada Rara. Dia merasa gak enak sama Aurel dan cowok-cowok yang ada dikelompoknya. Karena mereka sudah membuat tenda tapi dirinya, Rara dan Rangel malah gagal mendapatkan kayu bakarnya.
Rara mengigit bibirnya dan semakin takut dan dia menjawab ucapan Donia, "Oke! Kalau gitu kau jalan duluan saja."
Donia menatap tajam Rara, bagaimana bisa Rara menyuruh dirinya untuk jalan duluan dan kenapa gak Rara saja yang jalan duluan.
"Kenapa gak kau aja yang jalan duluan?" tanya Donia kepada Rara.
"Tidak, aku takut kalau jalan duluan!" jawab Rara jujur. Sebenarnya Donia juga takut tapi dia tidak berani bilang begitu kepada teman-teman dan mau tidak mau donia menjawab dengan jujur.
"Emangnya kamu doang yang takut, aku juga takut!" jawab Donia dengan jujur.
"Ish, kukira kau berani!" sindir Rara kepada Donia. Donia hanya terkekeh mendengar sindiran Rara.
Donia pun menoleh ke arah Rangel, dia langsung mendapatkan ide. "Gimana kalau Rangel saja yang jalan dulu?"
Rara setuju dengan ucapan Donia, dia langsung memanggil Rangel yang berada di belakang Donia dan berhenti melangkah.
"Rangel, gimana kalau kau jalan duluan!" sahut Rara kepada Rangel. Rangel tersentak, dia kaget dengan ucapan Rara.
"Kenapa aku?"
"Kami berdua takut, jadi kau saja yang jalan duluan!" jawab Rara kepada Rangel.
Rangel mendesih, dia kesal dengan ucapan Rara, "Cih, dasar penakut!" Lalu Rangel segera berjalan duluan lalu diikuti Rara dan Donia.
Rara dan Donia bergandeng tangan, mereka berdua sama-sama ketakutan.
"Rara, aku takut!" sahut Donia kepada Rara sambil melihat sekeliling hutan. Rangel yang berada di depan Donia dan Rara hanya mendengus kesal.
"Dasar anak manja, masa gini aja takut!" batin Rangel yang masih melihat ke depan dan mencari kayu bakar.
Dipertengah hutan, Rara melihat beberapa kayu yang berada di bawah pohon. Seperti itu bisa di jadiin kayu bakar buat perkemahan mereka.
"Eh, lihat deh! Ada kayu tuh di bawah pohon," sahut Rara sambil menunjuk jari telunjuk ke arah kayu tersebut.
"Lah, iya-iya! Kalau gitu ambil cepat," pinta Rangel yang melihat kayu yang Rara tunjuk. Rara dan Donia sangat takut, mereka berdua tidak berani untuk mengambil kayu itu. Apalagi harus mendekati pohon yang sepertinya pohon beringin.
"Enggak ah! Itu di bawah pohon beringin, itu kan tempat para hantu!" jawab Donia sambil gemetaran melihat pohon beringin itu. Donia berdoa kepada tuhan, supaya hantunya tidak muncul.
Rangel berdesih, "Cih, gak usah manja! Mana ada hantu sih! Jangan percaya kalau pohon beringin itu tempat para hantu."
Donia semakin gemetaran, dia mendorong Rangel untuk cepat mengambil beberapa kayu dan segera pergi dari tempat itu.
"Kalau kamu berani, mending kamu aja gih yang ngambil," pinta Donia sambil mendorong Rangel dengan keras. Rangel tersentak, dia kaget dengan aksi Donia.
"Apa-apaan sih kamu?! Kok jadi aku yang suruh ngambil!" jawab Rangel. Dia kesal, mengapa dirinya yang mengambil kayu itu. Sementara mereka berdua malah asik ketakutan.
Bersambungg....
Jangan lupa vote dan koment ya! Share ke teman-teman juga buat baca cerita ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandon
RomanceBrandon, seorang cowok yang tak pernah tertarik pada cewek, selalu menganggap mereka ribet, cengeng, dan menjijikkan. Namun, pandangannya berubah ketika dia bertemu Donia, gadis tangguh yang memiliki sisi manja dan pemberani. Meski Donia seorang ind...