|| 28. Perjalanan Malam ||

790 153 113
                                    

Brandon terkekeh. Dia benar-benar menikmati aksi jahilnya kepada Donia. Donia hanya mendengus kesal kepada Brandon yang menertawakan dirinya.

Brandon menghentikan kekehannya. Dia tersenyum tipis dan mengacak-acak rambut Donia. "Aku hanya bercanda." Lalu Brandon memberi kantung plastik itu kepada Donia.

"Ini!"

Mata Donia kembali berbinar. Dia senang bisa mendapatkan ice cream. Donia segera berterima kasih kepada Brandon.

"Terima kasih, Brandon!" ucapnya. Lalu dia pergi meninggalkan Brandon sendirian dan segera menghampiri Rara.

"Hei, semuanya! Mari kita berkumpul sebentar!" ucap pembinanya. Lalu mereka semua pada berkumpul di kelompok masing-masing.

"Baiklah, malam ini kita melakukan perjalanan malam! Di sini kalian berangkat bareng kelompok kalian masing-masing, di perjalanan malam ini! Kalian akan melewati rute yang sudah di beri tanda, di situ kalian harus menjalani tantangan oleh para senior kalian! Ingat, jangan ada yang misah dari kelompok kalian," jelasan pembina. Lalu semuanya pada mengerti atas perintah pembinanya.

Semua kelompok bersiap-siap berbaris sesuai kelompok masing-masing dan berjalan satu persatu.

Di perjalanan....

Aurel mengantuk sekali, akibat mereka semua di bangunkan jam 1 pagi. "Ya elah, kenapa mesti di bangunin jam 1 sih! Masih ngantuk tau, mana di suruh jalan tengah malam gini lagi." Aurel menyenderkan kepalanya di pundak kekasihnya sambil berjalan.

Rara juga setuju apa yang di ucapkan Aurel. Mengapa mereka harus melakukan hal konyol di tengah malam seperti ini. "Kau betul sekali, Aurel! Aku aja masih mengantuk."

"Kenapa juga mesti berangkat jam 1? Kenapa gak jam 7 aja sih!" sahut Rangel kesal sambil mengambil kesempatan untuk berpegangan ke tangan Brandon.

Brandon merasa risih atas tindakan Rangel yang berpegangan kepada dirinya. Dia menepis tangan Rangel dan berjalan ke arah samping Donia.

Rangel kesal dengan Brandon. Mengapa dia selalu menghampiri Donia. "Cih, Donia aja terus yang di samperin."

Brandon menghampiri Donia, dia melihat Donia yang sedang berjalan sambil menguap. Lalu dia menoleh ke arah Donia dan meletakkan kepala Donia di pundak dirinya. "Senderlah dipundakku!"

Donia tersentak. "Ah, iya! Terima kasih." Mereka semua terus berjalan tanpa memisahkan diri dari kelompoknya.

"Ingat ya! Jangan ada yang misah," teriak Aurel kepada teman-temannya untuk tidak ada yang berpisah dari kelompoknya.

"Ayok kita berjalan lebih cepat!" ucap Ryan kepada teman-temannya sambil memegangi tangan Rara. Dia dan Rara berjalan di depan dan di ikuti teman sekelompoknya.

Aurel mengingat, dia diberi peta kepada panitianya tadi. "Hei, Ryan! Kamu saja ya, yang pegang petanya!"

"Lah, kok jadi aku? Kan kamu pemimpinnya! Tapi gapapa deh, mumpung aku lagi baik! Sini berikan kepadaku petanya!" Aurel segera memberikan petanya kepada Ryan.

"Sekarang kita ke mana?" tanya Brandon kepada Ryan.

Bersambung....

BrandonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang